PropertiNews.id, Tangerang – Tanah longsor terjadi di Kampung Hegarmanah, Desa
Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat tepatnya di
samping kanan dan kiri Tol Cipularang. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG) menyebut longsor tersebut masih berpotensi terjadi lagi.
Kementerian PUPR
meminta adanya pengalihan lalu lintas untuk beberapa jenis kendaraan meskipun
jalan tol masih aman dilalui. Hal ini dikarenakan untuk meminimalisir dampak
longsor yang semakin meluas.
Kepala Badan
Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan bahwa
pengalihan rute akan dilakukan pada kendaraan Golongan II-V, hanya kendaraan
golongan I saja yang melintas. Pengalihan ini akan dilakukan selama seminggu
kedepan sembari penanganan longsor dilakukan.
“Non golongan I.
Ya golongan II,III,IV,V tidak boleh (harus dialihkan). Nanti mudah-mudahan
paling lama 7 hari. Nanti kitas serahkan kepada Korlantas, kita tunggu
keputusannya. Untuk bisa mengatur bangaimana rerouting ini supaya betul-betul
bukan soal keamanannya saja. Tapi supaya penanganan strukturnya ini bisa kita
lakukan dengan baik, dengan secepat mungkin” kata Danang.
Seperti
diketahui, ketinggian tebing yang longsor itu mencapai 15 meter. Sedangkan
lebarnya mencapai 30 meter, dengan jarak titik longsor ke badan jalan hanya
tujuh meter.
Baca Juga : 7 Pasal Terkait IMB akan Dihapus, Akankah Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan Tak Lagi Rumit?
Berdasarkan
informasi yang didapatkan, longsor terjadi diduga akibat saluran irigasi yang
bermasalah. Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, di pinggil jalur A tol
Cipularang alias menuju Bandung dari Jakarta terdapat saluran irigasi alami
yang tidak di-lining alias tidak dilapisi. Oleh karena itu, air merembes
melewati tanah bagian bawah jalan tol sehingga menyebabkan longsor terjadi pada
dua tebing di pinggir jalan tol, baik di tebing pinggir jalur A maupun di
tebing jalur B.
Oleh karena itu,
Basuki meminta agar masalah saluran di saluran irigasi tersebut bisa
diselesaikan secepat mungkin sehingga tidak ada rembesan air yang terjadi lagi.
(ZH)