PropertiNews.id, Tangerang – Konsultan Properti Cushman and Wakefield Indonesia melaporkan, selama kuartal I – 2021 rata-rata tingkat hunian semakin menurun, seperti sewa baru perkantoran di kawasan central business district (CBD) yang relatif sedikit. Pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung serta berlanjutnya pembatasan sosial di Jakarta, telah memperlambat performa bisnis dan menurunkan jumlah permintaan perkantoran dan traksaksi ke tingkat terendah.
Beberapa aktivitas downsizing (pengecilan luasan sewa kantor) hingga penutupan perkantoran masih terjadi pada kuartal I – 2021, sehingga tingkat serapan bersih pada pasar menjadi negatif 32.300 meter persegi. Rata-rata tingkat hunian perkatoran CBD semakin menurun ke 71,0% pada akhir Maret 2021.
Director Strategic Cushman & Wakefield Arief Rahardjo mengatakan, sejalan dengan lemahnya permintaan dan turunnya tingkat hunian, harga sewa dalam rupiah masih mengalami penurunan di kuartal I – 2021. Sebab, banyak pemilik bangunan yang memberikan keringanan harga sewa atau penundaan pembayaran untuk menjaga penyewa eksisting.
Pada akhir Maret, rata-rata harga sewa bruto pada perkantoran CBD berada di Rp277 ribu per m2 per bulan (turun sebanyak 7,3% T-T) atau US$ 19,06 per m2 per bulan (turun sebanyak 4,0% T-T).
Dengan proyeksi bisnis yang masih lemah dan perkiraan dampak pandemi yang masih akan berlanjut hingga program vaksinasi menacpai sebagian besar target populasi, tren permintaan perkantoran CBD terhadap lokasi yang menawarkan harga sewa lebih rendah dan pengecilan luasan ruang kantor diperkirakan masih akan terjadi di kuartal II – 2021.
Selama periode yang sama, hanya ada satu gedung perkantoran baru yang masuk ke pasar yakni Trinity Tower. Sebelumnya, gedung ini bernama Proyek Daswin di Kuningan, dengan total luas bangunan 73.000 meter persegi.
Kehadiran Trinity Tower menambah total inventori perkantoran CBD Jakarta menjadi sekitar 7,1 juta meter persegi. (ZH)