PropertiNews.id,
Tangerang – Tingginya permintaan terhadap ruang kerja untuk pekerja lepas,
dan perusahaan rintitsan mendorong para penyedia coworking space untuk meningkatkan pasokan.
Hasil riset Jones Lang Lasalle (JLL) Indonesia menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan pasokan coworking
space di kawasan maupun di luar pusat bisnis Jakarta.
Tercatat pada semester I-2019, pasokan coworking space di kawasan CBD memiliki total luas 170.000 meter
persegi. Peningkatan terjadi sebesar 6 persen dibandingkan semester II-2018.
Baca Juga: Meski Persaingan Makin Ketat, Serapan Perkantoran Jakarta Masih Stabil
Menurut Kepala Penelitian JLL Indonesia James Taylor,
peningkatan coworking space terjadi
secara merata di hampir seluruh kawasan CBD, mulai Sudirman, Thamrin, dan Gatot
Subroto.
“WeWork merupakan pemain internasional yang paling aktif
melakukan ekspansi ruang coworking space baru
di kawasan ini yaitu hampir 75 persen dari total pasokan. Sementara, posisi
berikutnya disusul Go Work yang mencapai 24 persen”, ucap Taylor.
CoHive sebagai pemain lokal dianggap mampu bersaing dengan
WeWork dalam melakukan ekspansi coworking
space di sejumlah kawasan seperti TB Simatupang dan Jakarta Utara. Jumlah
pasokan coworking space di luar
kawasan CBD ini mencapai 50.300 meter persegi atau meningkat 36 persen.
Baca Juga: Persaingan Pasar Perkantoran Jakarta Semakin Ketat Karena Pasokan Melimpah
Taylor menambahkan bahwa ekspansi ini terjadi terutama untuk
perkantoran grade B dan C.
Menurut CEO CoHive Jason Lee, kehadiran coworking space menjadi solusi bagi perusahaan rintisan dalam
memenuhi kebutuhan ruang perkantoran. Indonesia memiliki 1.705 perusahaan
rintisan yang beroperasi di Indonesia untuk saat ini.
Riset Savills Indonesia menunjukkan bahwa total coworking space yang ada di Jakarta
mencapai 120.000 meter persegi. (RT)