PropertiNews.id, Tangerang - Ada yang tahu apa itu PPh? PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi, suatu badan hukum, atau organisasi atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak. PPh yang saat ini sedang hangat diperbincangkan adalah persoalan tarif PPh final pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan (BPHTB).
Tarif PPh ini memang khusus dibebankan pada wajib pajak yang bergelut di bidang jual-beli tanah atau bangunan, dimana PPh terhitung saat pihak-pihak yang terlibat (penjual dan pembeli) dalam transaksi jual-beli menerima sebagian atau seluruh pembayaran.
Yang masuk ke dalam perhitungan PPh adalah setiap pembayaran yang diterima penjual, baik uang muka, bunga, pungutan, ataupun pembayaran-pembayaran lainnya. Penjual sebagai pihak yang terkena wajib pajak harus membayar PPh ke bank persepsi selambat-lambatnya tanggal 15 di bulan selanjutnya.
Tarif pajak penghasilan (PPh) final BPHTB resmi turun pada 7 September mendatang. Telah diatur dalam PP No. 34 Tahun 2016, tarif PPh final BPHTB mengalami penurunan sebanyak 50%, yang awalnya 5% menjadi 2,5%, terkhusus objek selain rumah sederhana (RS) atau rumah susun sederhana.
Wacana penurunan yang sudah berhembus sejak awal tahun ini akhirnya terealisasi, meskipun tarif PPh untuk pengalihan RS atau RSS masih stagnan atau tetap di angka 1%. Ini terjadi karena RS dan RSS masuk ke dalam kriteria fasilitas yang dibebaskan dari pajak pertambahan nilai (PPn) dan sudah diatur dalam PP No. 34/2016.
Selain soal tarif PPh final BPHTB, PP No. 34/2016 juga memuat tentang pembebasan tarif pengalihan tanah atau bangunan bagi instansi pemerintah, BUMN, atau BUMD. Selain ketiga instansi tersebut, beberapa pihak mendapatkan pengecualian, seperti penjual atas nama pribadi yang berpenghasilan di bawah penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dan besar bruto pengalihan objek kurang dari 60 juta (bukan jumlah yang terpecah-pecah).