Propertinews.id,
Tangerang –
Pandemi COVID-19 membuat daya beli masyarakat dalam berbagai sektor menurun,
salah satunya pada sektor properti. Dari hasil suvei yang dilakukan oleh
Rumah.com, sebanyak 60% responden terpaksa menunda rencana pembelian rumah
akibat adanya pandemi ini.
Penundaan transaksi
paling banyak dilakukan oleh responden yang sudah memiliki rumah yakni sebanyak
70%, responden yang masih menyewa sebanyak 50%, dan 53% responden yang tinggal
di rumah orang tua memilih untuk menunda membeli rumah.
Country Manager
Rumah.com Marine Novita mengatakan, pasar properti nasional yang tadinya
menunjukkan sentimen positif sejak akhir 2019 lalu akhirnya harus mengalami
stagnasi sejak bulan Maret 2020, atau ketika kasus positif COVID-19
terkonfirmasi di Indonesia.
“Pandemi COVID-19
mulai terlihat dampaknya pada industri properti tanah air. Selain 60 persen
responden menunda transaksi pembelian properti, 45 persen responden lainnya
mengalami kesulitan untuk melihat properti yang akan dibeli” kata Marine.
Hasil survei
didapatkan berdasarkan 1.007 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan
pada bulan Januari hingga Juni 2020. Dalam survei tersebut juga menemukan
sebanyak 40 persen responden menghindari untuk membeli properti di komplek
perumahan yang penghuninya dinyatakan positif menderita COVID-19. Sementara 33
persen responden lainnya mengalami kesulita atau keterlambatan dalam
mendapatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Baca Juga : Bedah 100 Rumah di Manokwari, Kementerian PUPR Keluarkan Anggaran Rp2,1 Miliar
Survei Rumah.com Consumer Sentiment Study ini adalah
survei yang dilakukan secara berkala dan diselenggarakan dua kali dalam setahun
oleh Rumah.com, yang bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research,
Singapura.
Adapun dari segi
usia, mayoritas responden yang ingin segera memiliki rumah sendiri adalah pada
kalangan milenial. Kelompok usia 22 – 29 tahun mendominasi di angka 44% ingin
memiliki rumah sendiri. Selanjutnya responden dengan kelompok usia 30 – 39
tahun sebanyak 33%, kelompok usia 40 – 49 tahun sebanyak 27% responden dan
kelompok usia 50 – 59 tahun hanya sebanyak 16% responden. (ZH)