PropertiNews.id, Tangerang – Pembangunan bendungan maupun embung di berbagai
wilayah dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai komitmen untuk mendukug ketahanan air dan
pangan. Begitu juga dengan pembangunan Bendungan Bendo di Desa Ngindeng,
Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo.
Kementerian PUPR
melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air menyatakan bahwa pembangunan konstruksi bendungan ini sudah
mecapai 73,26 persen, dan ditargetkan akan selesai dan dapat digenangi air pada
akhir tahun 2020.
Menteri PUPR
Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan
terus dilanjutkan.
“Dalam rangka
mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Disamping itu, kehadiran
bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan
pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal” kata Basuki.
Bendungan Bendo
ini memiliki tinggi 71 meter dengan tipe urugan dan membendung Sungai Keyang
yang merupakan akan sungai Bengawan Madiun (anak sungai Bengawan Solo).
Baca Juga : Pelaku Usaha Properti akan Ajukan Restrukturisasi Kredit Akibat Pandemi COVID-19
Pembangunan
Bendungan yang menggunakan dana APBN sebesar Rp1,032 miliar ini sudah
dikerjakan mulai tahun 2013, dan dikerjakan oleh PT Wijaya Karya, PT Hutama
Karya dan PT Nindya Karya (KSO).
Bendungan Bendo
ini juga memiliki kapasitas tampung 43,11 juta meter kubik yang akan
dimanfaatkan untuk peningkatan layanan irigasi seluas 7.800 hektare. Selain
itu, manfaat lainnya dari Bendungan Bendo ini adalah sebagai sumber air baku
domestik dan industri dengan kapasitas 790 liter per detik, bagi Kabupaten
Madiun sebesar 418 liter per detik, dan Ponorogo 372 liter per detik. (ZH)