Propertinews.id, Tangerang – Stok infrastruktur
Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) alami peningkatan sekitar 8
persen selama kurun waktu 4 tahun, dari 2015-2019. Pada tahun 2015 silam, stok
infrastruktur Indonesia menyentuh angka 35%, dan pada tahun 2019 meningkat
menjadi 43 persen.
Kendati mengalami peningkatan yang cukup besar, namun stok infrastruktur
Tanah Air masih berada di bawah target standar global yang secara rata-rata
menyentuh angka 70 persen.
Menanggapi hal
tersebut, Direktur Jendral Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Eko Djoeli Heripurwanto menyatakan
hal yang sama terkait peningkatan yang dialami stok infrastruktur Indonesia.
Menurut Eko, stok infrastruktur yang dimiliki Indonesia
masih berada sangat jauh dari standar global. “Stok infrastruktur Indonesia
terhadap PDB masih jauh dari standar global,” tutur Eko, seperti yang dilansir
Kompas Properti.
Oleh sebab itu, guna
mencapai target global, pembangunan infrastruktur Indonesia periode tahun 2020
hingga 2024 akan difokuskan pada tiga kerangka utama, yakni pelayanan dasar,
ekonomi, serta perkotaan.
Sedangkan infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) yang berupa
bendungan multiguna masuk dalam satu cakupan dengan pelayanan dasar yang perlu
dibangun untuk meningkatkan ketahanan air dan pangan nasional.
Kementerian PUPR menargetkan kapasitas daya tamping
Indonesia pada periode selanjutnya dapat mencapai 68,11 meter kubik per kapita di
setiap tahunnya. Guna mencapai target tersebut, Eko menyebut anggaran yang
diperlukan mencapai 1.423 triliun rupiah.
Kendati demikian, berdasarkan perhitungan dari Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian PUPR, Anggaran Penda[atan dan Belanja Negara
(APBN) di bidang SDA periode 2020-2024 hanya mencapai Rp 384,36.
Adanya kesenjangan pendanaan sebanyak 33 persen atau setara
Rp 1.038.64 triliun ini nantinya akan dipenuhi melalui skema KPBU dengan pihak swasta yang diharapkan
dapat menghasilkan daya ungkit dari investasi tersebut.
“Sehingga manfaat yang diperoleh dapat digunakan untuk
kepentingan negara yan lebih penting,” tambah eko. (MDA)