PropertiNews.id, Tangerang – Pandemi COVID-19 berdampak pada sektor ekonomi yang
menurun tajam. Kolaborasi antara berbagai entitas keuangan dan sektor perumahan
sangat dibutuhkan karena diyakini dapat mendongkrak pemulihan ekonomi nasional
(PEN).
Wakil Menteri
Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara mengatakan, program pemulihan
ekonomi nasional merupakan bagian dari kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk
memitigasi dampak pandemi COVID-19. Terutama dampak terhadap ekonomi yang
mengalami penurunan tajam.
“PEN juga
digelontorkan untuk industri perumahan mengingat dampak lanjutan yang besar
dari akselerasi di sektor tersebut. Untuk itu, sektor perumahan perlu terus
melakukan terobosan dan instrumen baru karena sektor ini punya multiplier effect ke 170 industri
lainnya. kami harapkan dengan upaya tersebut dapat meningkatkan permintaan dari
sektor lain sehingga mendorong pemulihan ekonomi” kata Suahasil.
Ssementara itu,
menurut Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Pahala Nugraha
Mansury, sektor perumahan juga dapat menyerap jumlah tenaga kerja yang cukup
besar. Jika untuk membangun satu rumah butuh dua tenaga kerja, maka jika ada
100.000 rumah yang dibangun, sudah bisa menyerap 200.00 pekerja.
“Dengan bekerja
tentu mereka memperoleh penghasilan. Dan penghasilan inilah yang akan menaikkan
daya beli mereka sehinga ekonomi akhirnya bisa bergerak” kata Pahala.
Baca Juga : Unsur Transit Oriented Development Telah Terpenuhi di Perkampungan Jakarta
Selain itu,
Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) Eko D Heripoerwanto menjelaskan, pihaknya telah menggelontorkan
berrbagai skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bersubsidi. Diantaranya adalah
Subsidi Selisih Bunga (SSB), Fasilitas Llikuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP),
dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT). Skema tersebut
diberikan untuk mendongkrak industri perumahan subsidi tanah air.
Hingga kini,
pemerintah juga telah memberikan berbagai stimulus untuk mendongkrak sektor
perumahan. Stimulus tersebut diberikan untuk menggarap angka backlog perumahan di Indonesia sekaligus
mengakselerasi program PEN. (ZH)