PropertiNews.id, Tangerang – Diperkirakan sebanyak 1.377 rumah akan tergusur
akibat dari program reaktivasi rel kereta api jalur Rangkasbitung-Labuan sejauh
18,7 kilometer.
Kepala Balai
Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jakarta Banten, Rode Paulus Gagok
Pudjiono mengatakan, angka 1.377 rumah tersebut merupakan data terpadu yang
disampaikan oleh PT KAI, BPN, dan pemerintah daerah. Data ini akan digunakan
oleh tim independen KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik) untuk menghitung
pemberian santunan.
“Pendataan awal
kami 1.377 rumah terdampak dari kegiatan ini, untuk fasilitas umum seperti
rumah ibadah, kami akan relokasi. Jadi nanti bangunan kami siapkan, untuk lahan
disiapkan warga atau dari pemda” kata Rode.
Proses pendataan
akhir akan dirampungkan pada bulan ini. Dengan demikian, hasilnya bisa
diserahkan ke KJPP yang ditunjuk dan kini sedang dalam proses lelang pengadaan
jasa. Jika semua berjalan lancar, kompensasi bangunan terdampak bisa dilakukan
pada satu atau dua bulan ke depan.
Cepat lambatnya
pembayaran ganti rugi pembebasan tanah bergantung pada masyarakat yang mau menerima uang santunan tersebut
atau tidak. Namun pihaknya menargetkan tahun 2021 reaktivasi sudah mulai
dilakukan untuk menunjang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Wisata Tanjung Lesung,
di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Baca Juga : Per 12 Februari 2020, Tarif Tol Tangerang-Merak Mengalami Kenaikan
Berdasarkan aturan
yang berlaku, mereka yang akan
mendapatkan kompensasi adalah bangunan yang telah berdiri minimal selama 10
tahun. Disinggung adanya bangunan yang tak memenuhi ketentuan tersebut, Rode
mengaku masih memiliki peluang untuk dibayar. Hal itu sepenuhnya tergantung
dari hasil penilaian KJPP.
Seperti diketahui,
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengaktifkan
kembali (reaktivasi) jalur kereta api (KA) rute Rangkasbitung-Pandeglang.
Reaktivasi jalur ini akan dimulai dalam waktu dekat dan ditargetkan rampung
pada akhir 2020. (ZH)