PropertiNews.id, Tangerang – Pengembang memperkirakan pada April 2020 mendatang,
kuota rumah subsidi atau rumah murah akan habis. Hal itu dikarenakan pengusaha
hanya punya alokasi Rp11 triliun setara 86 ribu unit rumah dari total kebutuhan
Rp29 triliun atau 260 ribu unit.
Ketua Umum Real
Estate Indonesia (REI) Totok Lusida dalam jumpa pers di Jakarta mengatakan,
dibutuhkan alternatif penambahan anggaran FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan).
“Semua sudah
sepakat bahwa April itu habis anggaran itu karena hanya tersisa 86.000 unit.
Dengan kebutuhan backlog yang ada, selama ini kami bisa penuhi 280.000 unit
lebih, bahkan seharusnya bisa 300.000 unit tahun ini” kata Totok.
Pengembang
menilai, kurangnya pembiayaan FLPP berpotensi menggagalkan Program Sejuta Rumah
(PSR) yang merupakan nawa cita dari Presiden Joko Widodo. Karenanya, mereka
meminta pemerintah memberikan solusi atas persoalan tersbeut.
Baca Juga : Akan ada Proyek Kereta Cepat Jakarta-Semarang. Butuh Anggaran Rp58 T
Pengembang
mengusulkan alternatif untuk memenuhi kekurangan kuota ini. Salah satunya
adalah pengalihan subsidi LPG 3kg yang belakangan disebut pemerintah tidak
tersalurkan tepat sasaran.
“Tentu banyak
subsidi, pemerintah yang harus dievaluasi. Itu kenapa kami ke komisi VII. Di
Migas misal gas dan sebagainya kalau tidak tepat sasaran alangkah baiknya
digeser untuk subsidi perumahan” kata Plt. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang
Properti Setyo Maharso.
Menanggapi
keresahan pengembang yang memperkirakan anggaran program rumah murah akan habis
pada April ini, Presiden Joko Widodo memastikan penambahan anggaran program
FLPP untuk pembangunan rumah bersubsidi pada 2020.
“Pagu-nya
ditambah. Saya sudah perintah sendiri” kata Jokowi.
Meski demikian,
Jokowi belum merinci berapa besar penambahan anggaran tersebut. Namun Jokowi
memastikan program sejuta rumah ini akan terus berjalan. (ZH)