PropertiNews.id, Tangerang – Pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang,
Jawa Barat yang menelan biaya lebih dari Rp8 Triliun masih memiliki kendala. Fase
I proyek ini sudah dimulai sejak Agustus 2018. Pelabuhan ini rencananya akan
beroperasi pada pertengahan tahun 2020 mendatang.
Menteri
Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, proyek ini
termasuk strategis karena akan memecah arus barang ke Barat yang menuju
Pelabuhan Tanjung Priok dari kawasan industri di Bekasi dan Karawang, ke arah Timur.
“Mengenai (Pelabuhan) Patimban masih ada sedikit masalah. Mingu depan kita
rapatkan. Pelabuhan seperti Patimban, mereka (Jepang) ada masih celah-celah
perlu perbaikan gitu” kata Luhut.
Luhut tidak
secara detail menjelaskan apa masalah proyek ini. Namun, yang pasti salah satu
masalah yang mengganjar Pelabuhan Patimban, adalah soal akses menuju lokasi.
Pembangunan akes yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) disebut terkendala pembebasan lahan.
Dalam proses
perjalanannya, Jepang tertarik untuk berinvestasi di pelabuhan tersebut. Jepang
memang punya kepentingan karena Pelabuhan Patimban akan menopang aktivitas
industri Jepang di Karawang dan Bekasi terutama otomotif dan lainnya. Namun,
investor Jepang masih perlu kepastian investasi dalam beragam aturannya.
Baca Juga : MRT Jakarta Segera Terbitkan Multi Trip Card dalam Waktu Dekat
Sebelumnya,
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, car terminal akan beroperasi lebih dulu pada Apil 2020 sebelum
akhirnya pelabuhan Patimban tahap I rampung di akhir tahun.
“Yang kita
rencanakan adalah mungkin April pertengahan tahun depan, kita akan mulai
melakukan penggunaan pertama dari car terminal. Oleh karenanya saya akan
koordinasikan supaya diselesaikan, baru nanti akhir tahun 2020 selesai
semuanya” kata Budi Karya.
Car terminal
Pelabuhan Patimban ini nantinya memiliki kapasitas tampung 250 ribu sampai 300
ribu kendaraan per tahun. (ZH)