PropertiNews.id, Tangerang – Pandemi Covid-19 yang terjadi selama satu tahun belakangan ini, mengharuskan masyarakat untuk dapat berkegiatan di dalam rumah dan meminimalisir kegiatan di luar rumah. Hal ini dilakukan untuk menekan penularan virus. Oleh sebab itu, Real Estate Indonesia (REI) memprediksi rumah sehat menjadi tren baru selama masa pandemi Covid-19.
Ketua Umum REI Totok Lusida mengatakan, saat ini tren permukiman membutuhkan lebih banyak ruang terbuka dan dilengkapi dengan fasilitas di kawasan permukiman.
“Selain itu, rumah kini dimanfaatkan untuk bekerja, belajar, dan beribadah. Pada titik ini, desain rumah semakin memperhatikan sirkulasi udara dan pencahayaan”, kata Totok.
Ia menambahkan, sektor perumahan masih bisa tumbuh 2,3% pada tahun lalu. Padahal, ekonomi nasional terpangkas 2,07% akibat pandemi. Meski begitu, pandemi Covid-19 menghantam hebat sejumlah sub-sektor properti.
REI mencatat, kinerja mal ambles 85%, okupansi hotel turun 95%, perkantoran turun 74%, rumah komersial turun 50-80%. Akan tetapi rumah subsidi berhasil bertahan selama pandemi.
Adapun peluang sektor properti tahun ini datang dari vaksin gratis untuk seluruh penduduk Indonesia. Selain itu ada pula kenaikan anggaran infrastruktur 74% menjadi Rp414 triliun, penurunan suku bunga BI7DRR 3,75%, penurunan suku bunga KPR/KPA, kenaikan kredit properti, anggaran FLPP MBR meningkat, dan relaksasi properti menengan atas (PPnBM, LTV rumah kedua).
Meski begitu, tetap masih ada beberapa risiko dan tantangan sektor properti pada tahun ini. Pertama yakni pandemi Covid-19 tidak tertangani sampai akhir tahun dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) terus berlanjut. Kedua, resesi ekonomi dan PHK 5-30% dari pekerja formal, lalu implementasi UU Cipta Kerja tidak probisnis, serta perubahan gaya hidup konsumen. (ZH)