PropertiNews.id, Tangerang – Kebutuhan industri properti terhadap permodalan
cenderung mengalami peningkatan dari tahun kentahun seiring dengan meningkatnya
aktifitas pembangunan properti. Sejauh ini, perbankan masih menjadi tempat
pinjaman utama untuk sebagian besar perusahaan properti.
Namun, masih
lesunya pasar dan tingkat suku bunga dasar perbankan yang fluktuatif membuat
perusahaan properti membutuhkan opsi pendanaan lainnya.
Oleh sebab itu,
kalangan pengusaha properti diajak untuk menggunakan pendanaan alternatif
melalui instrumen pasar modal untuk mendukung aktivitas bisnisnya. Kenyataan
yang ada sekarang ini, kalangan pengusaha anggota Real Estate Indonesia (REI)
di DKI Jakarta belum banyak memanfaatkan sarana go public untuk
mendapatkan pendanaan yang lebih luas.
Ketua Dewan
Pengurus Daerah (DPD) REI DKI Jakarta Arvin Iskandar menjelaskan seiring dengan
peningkatan aktivitas pembangunan, dibutuhkan opsi pendanaan lain seperti di
pasar modal.
“Karena itu, kami mengajak dan mendorong
anggota REI, khususnya perusahaan yang merupakan anggota REI DKI Jakarta untuk
lebih maju dan berkembang dengan cara mencari pendanaan alternatif melalui
pasar modal” kata Arvin.
Baca Juga : Luhut : 30 Investor Minati Garap Proyek Ibu Kota Baru
Arvin juga
mengatakan, untuk permodalan dalam melakukan ekspansi usaha, selama ini
sebagian besar perusahaan anggota REI di DKI Jakarta masih sangat bergantung
pada dana jangka pendek, lewat perbankan atau bahkan lewat modal sendiri.
Padahal, industri properti merupakan industri yang padat modal.
Sumber-sumber
pendanaan jangka panjang yang bisa dipilih oleh pengembang properti di pasar
modal adalah seperti saham, obligasi, dan instrumen di pasar modal lainnya.
DPD REI DKI
Jakarta dengan sekitar 400 perusahaan akan terus melakukan sosialisasi kepada
anggotanya yakni pengusaha properti agar tertarik untuk melantai di bursa. (ZH)