PropertiNews.id, Tangerang – Upaya
strategis yang perlu dilakukan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) sesuai dengan Visi Presiden 2020-2024 diantaranya adalah PUPR
berupaya mendorong pembentukan bank tanah, meningkatkan koordinasi
dengan Kementrian ATR/BPN, serta memaksimalkan lahan publik. Hal tersebut
disampaikan langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki
Hadimuljono.
“Seperti lahan milik BUMN, lahan milik
pemerintah, dan lahan milik pemda, terutama lahan strategis dekat terminal atau
stasiun untuk pembangunan perumahan. Kementrian PUPR juga akan mendorong
program pembangunan perumahan berbasis komunitas (P2BK)” kata Basuki
Basuki juga menambahkan, program lainnya
yang akan ikut didorong oleh PUPR adalah membangun rumah untuk menjangkau masyarakat
berpenghasilan rendah berpenghasilan
tidak tetap, dan kelompok masyarakat dengan backlog terbesar, juga mendorong pembangunan
perumahan berskala besar yang menerapkan konsep hunian berimbang untuk
menjamin komposisi hunian yang berkeadilan.
PUPR juga akan
melakukan peningkatan kualitas perumahan melalui pelaksanaan pedoman/standar
teknis yang berlaku serta peningkatan kualitas sumber daya manusia tenaga kerja
pembangunan perumahan.
Baca Juga : Ibu Kota Akan Pindah, Agung
Podomoro Jual Properti Rp.700 Juta di Kaltim
Disisi lain, Real Estate Indoenesia (REI)
DIY menilai rencana Kementrian PUPR membentuk bank tanah cukup terlambat. Sebab
kondisi saat ini telah terjadi backlog.
Ketua REI DIY, Rama Adyaksa Pradipta
melihat pemerintah tidak memiliki cukup sumber daya untuk bisa mengalokasikan bank
tanah selama ini. Ia mengungkapkan bank tanah tersebut penting sekali untuk
memproteksi lahan yang diperuntukkan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
dari spekulasi harga yang tidak terkendali.
“Sejak dulu harusnya bank tanah. Saat ini
backlaog di DIY sekitar 250.000 unit sudahan, tetapi apa boleh buat walaupun
terlambat harus dilaksanakan. Paling penting itu komponen utama MBR kan harga
lahannya harus masuk akal dibanding harga jualnya.” kata Rama
Rama juga menambahkan dengan masuk akal
nya harga lahan dibanding harga jual
tanah, strategi bank tanah akan jadi terkendali jika diserahkan mekanisme
pasar pada penyediaan tanahnya. Untuk harganya, nanti mengikuti bagaimana
mekanisme pasar, bisa jadi nantinya akan sangat tinggi. (ZH)