PropertiNews.id, Tangerang - Tepat hari ini, PrepCom3 di Surabaya dibuka. Masih ingat dengan Program 100-0-100 yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 3 tahun 2014-2019? Rencananya program ‘anyar’ ini akan dibahas oleh pemerintah dalam PrepCom3 dan berharap bisa masuk ke dalam draft pembahasan dalam Habitat III Oktober mendatang.

Kenapa pemerintah begitu berambisi untuk memasukkan program nasional ini menjadi program global? Karena beberapa kendala sulit ditangani oleh pemerintah dan butuh dukungan dari pihak internasional supaya program ini dapat berjalan sesuai target.

Selama hampir 2 tahun berjalan, Program 100-0-100 hanya mengalami pergerakan sebanyak 2% per tahunnya. Jauh dari target yang diinginkan pemerintah. Program yang disusun semasa kepemimpinan SBY ini dianggap masih belum matang untuk diaplikasikan di lapangan. 

Kendala yang paling menghambat jalannya program adalah minimnya dana yang dianggarkan pemerintah. Semenjak Presiden Joko Widodo memangkas APBN di beberapa kementerian, dana untuk menjalankan program ini pun ikut terkena dampaknya. Mengandalkan APBN saja nyatanya tidak cukup, dan lewat PrepCom3 diharapkan ada bantuan dana dari investor-investor asing (Baca juga: Indonesia Promosikan Program 100-0-100 di PrepCom3).

Koordinasi antara pemerintah pusat dan Pemda pun perlu dievaluasi kembali. Selama ini pemerintah selalu beranggapan bahwa Pemda tidak mendukung program ini. Pemda terlalu fokus pada pembangunan infrastruktur dan listrik, namun mengabaikan pentingnya sanitasi dan drainase.

Lewat PrepCom3 juga diharapkan jika Program 100-0-100 berhasil masuk ke dalam draft pembahasan Habitat III, Pemda dapat mengubah pola pikir mereka tentang pentingnya drainase dan sanitasi di seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali di daerah.