Prediksi Bisnis Properti di Era Kenormalan Baru

image

Propertinews.id, TangerangPasca PSBB yang sekian lama telah melumpuhkan mobilitas dan cara bisnis tradisional, Pemerintah menetapkan kebijakan baru berupa penerapan adaptasi kebiasaan baru (New Normal). Hal ini tentu akan memengaruhi pola bisnis properti yang dipastikan akan turut berubah. Terbatasnya manuver lapangan bagi para penggiat penjualan properti akan memaksa mereka untuk beralih pada pola pemasaran yang touchless.

Salah satu pola pemasaran yang akan digunakan pada era kenormalan baru adalah pola pemasaran digital. CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda mengungkapkan bahwa peran digital pada era kenormalan baru akan sangat strategis. Kenormalan baru dan disrupsi teknologis yang semakin cepat akan memaksa bisnis properti untuk beradaptasi.

Namun, katanya menambahkan interaksi bertemu langsung memiliki karakter khas yang tidak dapat digantikan dengan digital. Oleh karena itu, peran digital sementara akan berkonsentrasi pada tahap insiasi dan interaksi awal. Dalam hal ini, Ali mengatakan bahwa peran digital masih sangat efektif dan efisien.

Baca Juga: Rencana Kemenhub Bangun Jalur Ganda KA Bogor - Sukabumi Tuai Kritik

Di lain pihak, Dirjen Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid mengatakan akan memastikan pemerintah untuk mendorong sektor properti tetap tumbuh di Indonesia bahkan dengan memberikan stimulus untuk mengadopsi digital untuk menjadi solusi dari permasalahan yang dialami pengembang saat ini.

Menurutnya, Sektor properti menjadi salah satu pendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia. Jadi stabilitas pada sektor ini akan membuka lapangan kerja masyarkat dalam pembangunan rumah. Oleh karena itu, protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah harus mampu diadaptasi oleh pengembang.

Semakin berkembangnya tren touchless dan moneyless pasca penerapan PSBB diprediksi akan semakin memberikan dorongan pada industri properti untuk segera beradaptasi dan mengadopsi peran digital. Meskipun begitu, ungkap Ali bahwa adopsi digital ini masih akan berjalan lambat beberapa bulan ke depan.

Di lain pihak, provider dan penyedia layanan digital untuk industri properti juga harus mampu menunjukan kinerjanya dalam mendukung tumbuh kembang industri pada sektor ini. Saat ini memang masih patut diakui bahwa peran digital masih berada pada instrumen suportif untuk mendukung manuver penjualan yang dilakukan di lapangan. (ADR).

Bagikan Artikel ini:

PropertiNews.id

PropertiNews.id adalah sebuah portal media online yang menyajikan informasi seputar dunia properti mulai dari berita terkini hingga tips inspiratif

Newsletter

Subscribe to our latest news to be updated, we promise not to spam!

Babysitter logo