PropertiNews.id, Tangerang – Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)
menyebutkan bahwa nilai okupansi hotel di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa
sudah mulai membaik dan mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan
dilonggarkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa wilayah.
Dengan mulai membaiknya okupansi hotel ini, diharapkan dapat menggerakkan
beberapa sektor turunan lainnya.
Ketua Bidang
Media dan Komunikasi DPP Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia, AB Sadewa
mengatakan, saat ini tingkat okupansi hotel di tiap wilayah berbeda-beda.
Terutama di beberapa wilayah yang masuk ke dalam zona hitam atau merah. Namun
secara mayoritas kondisi hotel di pulau Jawa mulai membaik.
“Sekitar
1.600-an hotel tutup karena dua faktor. Satu karena okupansinya single digit, kedua kuota PSBB.
Aksebilitas orang untuk menginap di hotel kurang. Namun saat ini, secara
rata-rata okupansi sekitar 30% dan akan naik saat weekend, angkanya sudah 50%” kata Sadewa.
Ia juga
menambahkan, kenaikan okupansi hotel tersebut masih di dominasi di wilayah Jawa
yang berdekatan dengan pusat kota. Pihaknya juga belum bisa memberikan
persentase jenis hotel seperti apa yang okupansinya mengalami peningkatan.
Naiknya okupansi
hotel lebih banyak dipakai untuk kegiatan individu atau wisata. Sementara
pemesanan hotel dari korporasi atau pemerintah hingga saat ini belum banyak.
Baca Juga : Salurkan KPR Subsidi, BTN Optimalkan Pinjaman SMF Rp850 Miliar
Lanjutnya,
tingkat hunian hotel di luar pulau Jawa masih belum terlihat meningkat karena
beberapa akses menuju hotel terbilang sulit dijangkau. Pemerintah diharapkan
memiliki peran dengan tujuan meningkatkan okupansi dan pemasukan hotel.
Sebelumnya, sempat
diberitakan okupansi hotel di Yogyakarta sudah mulai meningkat secara perlahan,
terutama saat akhir pekan. Okupansi hotel bintang bisa mencapai 35 persen
terutama untuk sektor tengah mulai Jumat, Sabtu, dan Minggu. (ZH)