PropertiNews.id,
Tangerang – Gedung perkantoran baru di Jakarta terus bertambah. Hal ini
menyebabkan harga sewa menjadi terus anjlok hingga akhir 2019.
Menurut Director Strategic Consulting Cushman &
Wakefield Indonesia Arief Rahardjo, rata-rata harga sewa berada pada kisaran
harga 21,10 dollar AS atau setara Rp. 297.000 per meter persegi per bulan.
Arief menambahkan bahwa perkantoran yang baru selesai
terdiri dari 5 proyek dengan total luas bangungan 181.000 meter persegi. Dari total
luas bangungan, tingkat serapan barada pada angka 65.800 meter persegi sehingga
terjadi ketidakseimbangan.
Baca Juga: Jakarta Menjadi Kota dengan Stok Perkantoran Terbanyak di Indonesia
Ketidakseimbangan ini memperburuk tingkat hunian yang pada
tahun 2018 berada pada 75,47 persen. Tingkat hunian pada akhir Juni 2019 turun
hingga 74,13 persen.
Arief memperkirakan bahwa ruang perkantoran akan terus
bertambah hingga tahun 2021. Lima gedung perkantoran yang direncanakan selesai
dan masuk pasar perkantoran dalam kurun dua tahun memiliki total luas 562.000
meter persegi.
Kelima gedung ini meliputi World Capital Tower Kuningan
dengan luas bangunan 75.000 meter persegi, Thamrin Nine Phase 2 Tower 1 dengan
luas 86.000 meter persegi, RDTX Place (Chitaland Tower) Satrio seluas 100.000
meter persegi, Gedung Indonesia 1 (North & South) Thamrin seluas 132.500 meter
persegi, dan Mori Tower Sudirman seluas 99.000 meter persegi.
Tingginya pasokan ruang perkantoran baru menyebabkan
persaingan antar-pemilik gedung. Akumulasi ruang perkantoran pada kuartal
II-2019 memiliki total luas 6,62 juta meter persegi dan tumbuh 2,7 persen
sepanjang tahun ini.
Dengan kompetisi yang semakin ketat, pemilik gedung menjadi
lebih terbuka untuk negosiasi tarif sewa. Tarif sewa ruang perkantoran di CBD
tercatat turun 2,1 persen atau sekitar Rp. 284.886 per meter persegi dibanding
kuartal sebelumnya.
Baca Juga: Perkantoran Berjaya di Triwulan II
Senior Associate Director Colliers International Indonesia
Ferry Salanto memprediksi meskipun ruang perkantoran akan naik sekitar 3 persen,
okupansi ruang perkantoran juga akan tetap naik. (RT)