PropertiNews.id, Tangerang – Tingkat penjualan properti ritel, diperkirakan menurun dampak dari sentimen pandemi virus corona atau COVID-19 yang masuk ke Indonesia. Ditambah lagi, sektor properti sebelumnya memang sudah lesu.
Sudah sejak lama industri properti ritel terkena imbas toko online, kini diperparah karena virus corona. Hal itu menyebabkan orang segan berkunjung ke mall atau menghindari pusat keramaian. Adanya sentimen wabah virus corona berpotensi menahan minat pembelian properti ritel. Penurunan penjualan properti ritel ini akan terjadi sesaat dan akan kembali normal jika sentimen corona sudah mereda.
Saat ini dampak virus corona belum berpengaruh signifikan terhadap biaya produksi rumah. Namun, jika masih berlanjut merebaknya virus corona masih berlanjut hingga tiga bulan kedepan, akan berdampak pada kenaikan harga rumah. Terlebih stok bahan baku yang menipis ditambah impor bahan yang terkendala mengakibatkan pengembang tidak bisa produksi properti.
Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) mengatakan ada dampak terhadap transaksi jual- beli properti pasca merebaknya corona di Indonesia. Kejadian ini menyebabkan para broker tidak dapat melakukan aktivitas terutama secara tatap muka.
Selain sektor properti ritel, virus corona memberikan beberapa dampak dalam bisnis turunan properti, khususnya yang menyangkut bidang pariwisata, yaitu bisnis properti perhotelan. Dalam dua bulan, virus corona memberikan ancaman keseluruh penjuru dunia.
Selain sektor pariwisata, juga terdapat dampak efek berantai ke sektor-sektor penunjangnya seperti bisnis perhotelan, restoran, atau usaha kuliner, retail, dan maskapai penerbangan yang memiliki pangsa dan nilai investasi yang masif.
Harapan kita bersama, agar pandemi virus corona atau COVID-19 ini dapat segera selesai dan tertanggulangi. Sehingga sektor properti dan turunannya dapat kembali pulih serta tumbuh berkembang kembali. (EC)