PropertiNews.id, Tangerang – Para
pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia
menyebut tahun 2019 merupakan tahun yang tidak mudah untuk industri properti.
Hal ini disampaikan oleh para pengusaha di depan para Menteri Kabinet Kerja
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di acara Rakornas
bidang Properti.
“(Sektor Properti) 2018 tumbuh 3,85%,
masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional (sekitar 5%). Kami merasakan betapa
2019 itu stagnan dan alami perlambatan” kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia
Bidang Properti, Hendro S Gondokusumo.
Hendro menambahkan, pertumbuhan sektor properti beberapa tahun belakangan ini masih sulit. Hal tersebut ditandai dengan
pertumbuhan sektor properti yang masih seret dengan angka dibawah pertumbuhan
ekonomi nasional. Selain itu, salah satu hal yang mengganjal dari industri ini
adalah banyaknya aturan yang tidak jelas. Sehingga hal ini membuat para pelaku
industri properti was-was.
Baca Juga : Walhi : Proyek Pembangunan
Infrastruktur di Pulau Jawa Tingkatkan Potensi Bencana
Ketua Umum Kadin, Rosan Roeslani juga
menanggapi hal yang sama. Ia mengatakan 2019 adalah tahun yang tidak mudah bagi
pemain properti, hal tersebut juga berdampak pada produk turunannya kurang
lebih 170 industri lainnya. Lebih lanjut dia menuturkan, pemerintah baru saja
memutuskan pemindahan ibu kota baru di Kalimantan Timur. Menurutnya,
jika sudah diputuskan, maka sulit untuk dibatalkan.
Dia bilang, pemerintah memperkirakan pemindahan ibu kota memakan
anggaran sekitar Rp 466 triliun. Dari situ, hanya sebagian kecil menggunakan
anggaran pemerintah. Menurut Rosan, para pengusaha harus bisa menangkap peluang
ini untuk memacu sektor properti. (ZH)