PropertiNews.id, Tangerang – Pandemi Covid-19 hingga saat ini belum mereda di Indonesia. Hal ini tentu saja masih berimbas pada banyak sektor industri, termasuk properti salah satunya bisnis perkantoran. Bahkan karena pandemi yang masih berlangsung ini, tingkat hunian atau okupansi perkantoran di central business district (CBD) Jakarta hingga akhir tahun diperkirakan berada di sekitar level 74,5 persen, karena banyaknya pasokan ruang kantor.

Director Leads Property Darsono Tan mengatakan, hingga akhir tahun ini akan ada tambahan 316.842 meter persegi pasokan ruang kantor Grade A. Adapun total ruang perkantoran yang ada hingga semester I/2021 mencapai 6,98 juta per meter persegi.

“Saat ini kalau dilihat di laporan, pasokan yang masuk di 2021 dan 2022 besar sekali. Sedikitnya permintaan di tengah pasokan ruang perkantoran yang besar akan membuat okupansinya di kisaran 74,7 persen”, kata Darsono.

Ia menambahkan, proyeksi tingkat okupansi ruang kantor hingga akhir tahun akan berada di kisaran 74,5 persen. Namun demikian, apabila ada tambahan suplai baru ruang perkantoran, tingkat okupansinya kemungkinan akan jauh lebih menurun.

Harga sewa ruang perkantoran pada kuartal II / 2021 terbilang cukup rendah, yakni Rp344.500 per meter persegi. Nilai itu mengalami penurunan 0,9 persen dari kuartal sebelumnya dan diperkirakan akan terus sama sampai akhir tahun.

Sementara Wakil Direktur Utama PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) Jeffry S Tanuwidjaja mengatakan bahwa belum ada pergerakan yang signifikan dari bisnis sewar uang perkantoran, karena pandemi dan PPKM yang ditetapkan pemerintah.

Meski begitu dirinya masih melihat prospek yang menjanjikan dari bisnis ruang perkantoran untuk jangka panjang. Apalagi okupansi ruang perkantoran yang dimiliki MKPI saat ini lebih dari 70 persen. (ZH)