PropertiNews.id,
Tangerang – Terus bertambahnya gedung perkantoran baru menyebabkan
persaingan pasar perkantoran menjadi lebih ketat. Meski tercatat harga sewa anjlok hingga akhir 2019,
serapan ruang perkantoran di kawasan pusat bisnis Jakarta pada kuartal 2-2019
masih cenderung stabil.
Total pasokan ruang perkantoran saat ini mencapai 6,4 juta
meter persegi setelah sebelumnya terjadi penambahan sebesar 23.500 meter
persegi menurut riset Jones Lang Lasalle (JLL).
43 persen okupansi ruang perkantoran terdiri dari perusahaan
teknologi yang bergerak dibidang portal
jual beli daring, pemesanan tiket, teknologi finansial, dan gim daring.
Secara keseluruhan, tingkat okupansi mencapai 76 persen
untuk seluruh grade ruang
perkantoran.
Meski terjadi penurunan okupansi pada ruang perkantoran grade A dari 92 persen pada 2014 menjadi
66 persen, James Taylor sebagai Kepala Penelitian JLL menilai angka ini masih
cenderung stabil. Hal ini mengingat penurunan disebabkan karena tingginya
pasokan.
Menurut Director Strategic Consulting Cushman &
Wakefield Indonesia Arief Rahardjo, ruang perkantoran akan terus bertambah
hingga tahun 2021. Lima gedung perkantoran yang direncanakan selesai dan masuk
pasar perkantoran dalam kurun dua tahun memiliki total luas 562.000 meter
persegi.
Pasokan yang tinggi menyebabkan tarif sewa ruang perkantoran
yang ditawarkan menurun. Tarif sewa ruang perkantoran di CBD tercatat turun 2,1
persen atau sekitar Rp. 284.886 per meter persegi dibanding kuartal sebelumnya.
(RT)