Propertinews.id, Tangerang – Di masa pandemi, perekonomian Tanah Air,
khususnya di sektor properti masih terkesan loyo dan belum bangkit dari
keterpurukannya. Hal ini terlihat dari penjualan apartemen di Jakarta yang tak
kunjung mengalami perbaikan.
Parahnya lagi, menurut laporan dari Leads Property
Indonesia, setidaknya ada 21.501 apartemen yang tidak laku di pasaran hingga 31
Agustus 2020. Jika dirincikan, sebanyak 4.838 unit merupakan apartemen kelas
menenga kebawah yang dibanderol dengan rentan harga Rp 16 juta-Rp20 juta per
meter persegi.
Selanjutnya, 10.554 unit merupakan apartemen kelas menengah
ke atas dengan kisaran harga antara Rp 20 juta-Rp 40 juta per meter persegi.
Dan sisanya merupakan apartemen kelas atas yang memiliki rentan harga di atas
Rp 40 juta per meter persegi.
Jika dirincikan per wilayah,
kawasan Jakarta Selatan mendominasi apartemen tak laku dengan jumlah mencapai
9.186 unit, disusul oleh
Jakarta Barat dengan 5.927 unit, Jakarta Utara dengan 2.234 unit, serta Jakarta
Pusat dengan jumlah 1.441 unit.
Menanggapi hal tersebut, CELO Leads Property Indinesia,
Hendra Hartono menyebut jika faktor perlambatan yang terjadi sejak tiga tahun
terakhir akibat pandemi dan ekonomi global. Selain itu, kondisi pengetatan
Kredit Pemilikan Apartemen memperkeruh keadaan sektor properti.
"Ketatnya
penyaluran KPA yang bergantung pada kebijakan masing-masing bank sangat
berpengaruh. Langkah ini sebagai seleksi ya," ujar Hendra, seperti yang
dilansir dari Kompas.com.
Kendati adanya aturan ketat mengenai KPA, Hendra mengatakan
bahwa masih ada pihak bank yang murah hati untuk menyalurkan KPA dengan
persyaratan yang tidak terlalu ketat.
Dengan pandemi seperti sekarang ini, para pengembang
nampaknya masih akan mengalami kesulitan dalam melakukan penjualan properti.
(MDA)