Propertinews.id, Tangerang – Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), Paulus Totok Lusida menyebut sulit untuk memprediksi pasar properti setelah pemerintah menerapkan kebijakan era kenormalan baru (new normal).

"Belum terlihat, namun sudah bergerak. Yang baru kelihatan bergerak kan lingkaran income saja, seperti mal, perkantoran, tapi tetap kita berterima kasih pada pemerintah," ujar Totok, seperti yang dilansir Medcom.id.

Totok mengungkapkan kegelisahannya terkait sulitnya memprediksi pasar properti mengingat pandemi COVID-19 masih berlangsung dan belum ada yang bisa memastikan kapan hal tersebut berakhir. Totok menambahkan bahwa di tengah pandemi seperti sekarang ini, hal yang harus disiapkan para pelaku bisnis, terutama properti adalah adaptasi.

Menurut Totok, situasi sekarang sangat berbeda Ketika kondisi masih normal, sebab proses transaksi properti dilakukan secara tatap muka sedangkan sekarang tidak. Oleh karena itu, pengembang properti harus berpikir kreatif agar penjualan tetap stabil dan dapat diterima oleh pasar.

"Kesiapan pertama terkait mental. Mental kita harus berpikir bagaimana bekerja dengan menggunakan cara yang efektif dan efisien,” tambah Totok lagi.

Tak bisa dipungkiri, sulit rasanya Ketika harus memulihkan kondisi di sektor properti akibat pandemi. Tak hanya sektor properti saja yang terkena imbas pandemi, namun semua sektor ekonomi sedang dilanda kesulitan akibat pandemi.

Namun beberapa waktu lalu, pemerintah mengumumkan kebijakan terbaru usai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dinonaktifkan.

New normal seakan menjadi secercah harapan baru bagi pelaku bisnis karena secara perlahan kebijakan ini diprediksi dapat mengembalikan perekonomian dalam negeri yang sempat mati suri. (MDA)