Propertinews.id, Tangerang – Di tengah gencarnya pembangunan infrasrtuktur di Tanah Air, Sekretaris Jendral (Sekjen) Kementerian ATR/BPN, Himawan Arief Sugoto menyatakan bahwa negara harus tetap memiliki cadangan tanah. Menurutnya, hal ini karena tanah merupakan sumber daya yang terbatas.

“Tanah tidak akan bertambah lagi, sementara di sisi lain pembangunan harus terus berjalan. Jika negara tak memiliki cadangan tanah, maka akan terjadi perubahan dalam peruntukan tanah,” ucap Arief melalui keterangan tertulisnya.

Atas hal tersebut, Arief menyebut bahwa setiap negara perlu membentuk suatu lembaga yang menghimpun, mengelola, serta mendistribusikan tanah melalui bank tanah. Arief juga menjelaskan jika selain sebagai lembaga pendukung penyediaan tanah untuk kebutuhan infrastruktur, bank tanah juga dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat luas.

“Konsepnya, Bank Tanah juga akan mendukung program Reforma Agraria. Tanah dalam program ini akan difasilitasi dan didistributorkan oleh Bank Tanah kepada Masyarakat,” tutur Arief.

Selain fokus terhadap pembangunan infrastruktur, Bank Tanah juga fokus kepada kepentingan sosial, seperti menyediakan tanah untuk pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta rumah ibadah. Di sisi lain, adanya Bank Tanah juga akan membuka kawasan industri baru sehingga dampaknya akan menyerap tenaga kerja.

Menurut Arief, Bank Tanah sudah dijelaskan melalui UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dimana dijelaskan sebanyak 30 persen dari tanah yang dihimpun dan dikelola oleh Bank Tanah wajib digunakan untuk kepentingan reforma Agraria.

"Tujuannya ke depan agar masyarakat dapat mengelola dan memanfaatkan tanah yang dimiliki dan tentu Bank Tanah bukan lembaga untuk mengkomersilkan tanah-tanah tersebut," tutup Arief pada keterangan tertulisnya. (MDA)