PropertiNews.id, Tangerang – Presiden Joko
Widodo (Jokowi) pagi ini telah
meresmikan pabrik polyethylene milik PT Chandra Asri Petrochemical senilai
US$380 juta atau setara Rp5,7 triliun. Pabrik baru tersebut diharapkan bisa
mengurangi ketergantungan impor serta menghemat devisa hingga Rp8 triliun.
Peresmian juga
disaksikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Gubernur Banten
Wahidin Halim, serta pengusaha nasional yang juga pengendali PT Chandra Asri
Petrochemical, Prajogo Pangestu. Tampak juga Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri
Koperasi dan UKM Teten Masduki, dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko.
Pabrik ini mampu
memproduksi 400 ribu ton dan akan menjadikan total produksi polyethylene Chandra Asri menjadi 736
ribu ton per tahun.
Presiden
Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra mengatakan, pesatnya pertumbuhan Indonesia
menyebabkan kebutuhan bahan baku plastik seperti polyethylene meningkat. Namun, saat ini kebutuhan bahan baku
industri ini sekitar 40%-50% di antaranya masih diimpor.
“Inilah alasan
kami untuk fokus pada peningkatan kapasitas demi memenuhi permintaan domestik.
Peningkatan kapastitas pabrik polyethylene
Chandra Asri diharapkan dapat menngantikan impor dan mengemat devisa negara
hingga Rp 8 triliun” kata Erwin dalam keterangan tertulis.
Neraca
perdagangan ekspor dan impor untuk seluruh bahan kimia mengalami defisit
sebesar Rp193 triliun, di mana nilai ekspornya mencapai Rp124 triliun,
sedangkan impor Rp 317 triliun.
Baca Juga : Rumah Raja YouTube PeWDiePie Dibobol Rampok
Sedangkan
kebutuhan PE di dalam negeri mencapai 2,3 juta ton per tahun dan produksi dalam
negeri hanya mampu memenuhi 280 ribu ton PE per tahun. Sehingga 1,52 juta ton
sisanya masih harus diimpor.
Selain
peningkatan kapasitas pabrik baru polyethylene,
Chandra Asri juga tengah fokus mengembangkan kompleks petrokimia kedua dengan
investasi sekitar Rp60-80 triliun. Kompleks pabrik ini dibangun untuk
mengantisipasi lonjakan permintaan bahan baku kimia ke depan.
Pembangunan kompleks petrokimia terbesar tersebut diharapkan
selesai pada 2024. Kompleks kedua ini akan menjadi total kapasitas menjadi 8
juta ton per tahun. Selama pembangunan berlangsung, Chandra Asri akan menyerap
tenaga kerja sebanyak kurang lebih 25.000 orang, banyak di antaranya adalah
tenaga kerja ahli seperti engineer. (ZH)