PropertiNews.id, Tangerang - Sejak dinobatkan menjadi Ibukota Indonesia sekaligus pusat pemerintahan, Jakarta mulai berevolusi menjadi kota metropolitan, dilengkapi berbagai fasilitas yang memanjakan para warganya. Jakarta tidak lagi menjadi milik warga Jakarta saja, namun sudah menjadi kota dengan penduduk yang multikultural. Tidak heran jika ketika pasca lebaran, jumlah warga Jakarta secara otomatis bertambah, karena banyak warga dari luar Jakarta yang mencoba mengadu nasib di Jakarta.
Stok perkantoran di Jakarta saat ini memang sudah melebihi kapasitas. Perbandingan lahan dan bangunan perkantoran sudah tidak lagi seimbang. Perkembangan kawasan CBD terus meningkat antara tahun 2011-2014, sehingga tidak mengherankan jika Jakarta dinobatkan sebagai ‘Rajanya’ Perkantoran.
Ada 6 daerah di Jakarta yang memiliki stok perkantoran terbanyak. Urutan pertama ditempati Sudirman, lalu Rasuna Said, Gatot Subroto, Thamrin, Mega Kuningan, dan Satrio. Diprediksi oleh Colliers International bahwa pada 2018 mendatang stok perkantoran di Jakarta akan terus meningkat. Sementara untuk kawasan CBD di luar pusat Jakarta, wilayah Simatupang menjadi pemasok perkantoran terbanyak.
Kawasan CBD awalnya didominasi oleh perusahaan migas, pertambangan, dan industri skala besar lainnya. Seiring menurunnya harga minyak dunia dan gencarnya Pemerintah RI dalam meningkatkan industri TI & Telekomunikasi, perkantoran pun mulai diminati oleh perusahaan-perusahaan e-commerce. Mereka berpikir jaringan internet di perkantoran lebih lancar dibandingkan di ruko atau perumahan.
Diprediksi pula pembangunan perkantoran akan mulai berkembang pesat di kawasan Non-CBD, seperti di daerah bodetabek. Hal tersebut menjadi angin segar bagi pemerintah DKI Jakarta, karena akan berdampak pada pemerataan penduduk, dimana aktivitas pemerintahan bisa jadi tidak lagi hanya terpusat d Jakarta.