Propertinews.id, Tangerang – Di tengah krisis yang diakibatkan oleh isu penyebaran COVID-19 atau corona,
banyak negara-negara Asia yang perekonomiannya terhempas. Termasuk di Indonesia
dengan ditandai oleh anjloknya IHSG ke level terendah sejak krisis 2008 sampai
melemahnya nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat yang sempat menembus angka Rp. 15.000,00.
Namun ternyata ditengah kemelut perekenomian yang
serba tidak pasti akibat isu virus corona, pasar properti di Singapura
menunjukan resistensi yang luar biasa. Lewat data yang dirilis oleh Urban Redevelopment Authority (URA)
Singapura diketahui bahwa penjualan properti di negara singa tersebut melonjak
hingga 57% atau meningkat menjadi 975 sepanjang bulan Februari hingga
pertengahan Maret.
Baca Juga: Pemerintah Singapura Resmi Tutup Sementara 70 Masjid di Negaranya untuk Cegah Corona
Seperti dilansir Bloomberg, Christine Sun
kepala Peneliti dari Research Orange Tee
and Tie mengatakan bahwa investor di negara singa tersebut menyadari bahwa
properti adalah aset investasi yang paling aman dan stabil sehingga banyak
orang yang ingin melakukan diversifikasi portofolionya ke aset properti.
Sepanjang bulan Februari hingga Maret, Sun
juga melihat banyak orang yang mengambil uangnya dari investasi ekuitas ke
investasi fisik seperti properti. Hal ini karena aset fisik memberikan
kepastian peningkatan nilai meskipun dalam jangka waktu yang lama.
Sepanjang merebaknya virus ini, Singapura
termasuk negara yang pertama terjangkit penyebaran virus corona. Tercatat
sebanyak 226 kasus tanpa kematian yang ada di Singapura.
Jika dibandingkan dengan negara lain yang
terdampak isu virus corona, pertumbuhan ekonomi otomatis melambat atau bahkan
berhenti. Seperti yang terjadi di Hong Kong, di tengah merebaknya isu corona pertumbuhan
ekonomi sektor ekuitas yang paling merasakan dampaknya. Namun di sektor properti,
perlamabatan cenderung terjadi dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, banyak
investor yang mulai melirik properti untuk memindahkan asetnya. (ADR)