PropertiNews.id, Tangerang – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) resmi memperpanjang insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) atas properti hingga akhir Desember 2021, yang semula hanya sampai Agustus 2021. Dengan adanya perpanjangan insentif PPN oleh pemerintah ini menyebabkan peningkatan minat hunian dengan harga Rp2 miliar atau lebih banyak 7,83 persen dari sebelum pandemi Covid-19.

CEO Lamudi.co.id Mart Polman mengatakan peningkatan tersebut berbanding terbalik dengan minat masyarakat untuk properti dengan harga Rp100 juta hingga Rp600 juta yang justru turun hampir 20 persen selama pandemi.

“Meski mengalami penurunan permintaan, propeti harga bawah masih menjdai tipe properti yang paling dicari pengguna Lamudi dengan porsi 56,28 persen. Dengan beragam dorongan dari pemerintah, tidak menutup kemungkinan bahwa posisi ini bisa diambil alih oleh properti harga menengah atas yang sekarang bersaing ketat di 43,73 persen”, kata Mart.

Adapun insentif diskon pajak yang diberikan pemerintah berupa PPN DTP diberikan 100 persen untuk rumah tapak atau rumah susun dengan harga jual paling tinggi Rp2 miliar. Lalu 50 persen diskon diberikan untuk rumah tapak atau rumah susun dengan harga jual sebesar Rp2 miliar hingga Rp5 miliar.

Perpanjangan insentif PPN DTP Properti ini dilakukan untuk mendorong investasi rumah tangga kelas menengah untuk terus memanfaatkan momentum secara optimal dan menggairahkan aktivitas sektor perumahan.

Selama pandemi Covid-19, pencarian properti secara online terus meningkat. Keterbatasan mobilitas mengalihkan pencarian dari yang sebelumnya didominasi offline atau secara langsung menjadi online.

Adopsi perilaku ini paling terlihat di antara pencari properti usia 25 – 54 tahun dengan peningkatan tertinggi di grup umur 25 – 34 yang mengalami kenaikan 780% pengguna yang menunjukkan bahwa pembeli properti selanjutnya adalah mereka yang termasuk di generasi milenial. (ZH)