PropertiNews.id, Tangerang – Wabah virus corona yang telah meng-global berdampak
juga pada sektor ekonomi dunia. Meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum
mencatat adanya sebaran virus corona di Indonesia, namun Indonesia terkena
dampak dalam sektor properti karena wabah ini, walaupun tidak berjangka
panjang.
Laporan terbaru
yang dirilis konsultan real estate global, Cushman and Wakefield memaparkan
bahwa ada perbedaan dalam tingkat keparahan dan durasi kerusakan stabilitas
pada sektor properti untuk berbagai negara di kawasan Asia Pasifik.
Menurut Dr.
Dominic Brown, Head of Insight &
Analysis Asia Pacific Cushman and Wakefield, secara regional virus corona
membawa dampak negatif pada properti komersial, seperti hotel, ritel,
restauran, dan lain sebagainya.
Sementara itu,
sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bisa pertumbuhan ekonomi
terkoreksi maka akan mempengaruhi daya beli masyarakat salah satunya terhadap
properti. Untuk itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menjaga daya tahan
ekonomi.
Riset yang
dilakukan oleh Cushman & Wakefield dalam laporan tertulis menyatakan bahwa
sektor perhotelan mengalalami dampak terkait keterlambatan dan pembatalan
pemesanan kamar hotel di Bali, Yogyakarta dan Bintan sehingga kemungkinan akan
berdampak pada tingkat hunian.
“Namun hingga
saat ini, dampak COVID-19 pada pariwisata belum signifikan karena masih
rendahnya siklus musiman antara Januari hingga Maret” tulis laporan tersebut.
Baca Juga : PUPR Targetkan Hunian Tetap Tahap I di Palu Rampung April 2020
Di tengah
menurunnya jumlah wisatawan mancanegara akibat merebaknya virus corona,
pengembang properti PT Intiland Development Tbk. (DILD) menargetkan tingkat
okupansi sebesar 65% pada tahun ini. Direktur DILD Archied Noto Pradono
mengatakan angka tersebut berdasarkan pada target tahunan yang biasa dibidik
perseroan.
Untuk sektor
ritel, dampaknya hanya relatif kecil pada jumlah kunjungan ke pusat-pusat ritel
di Jakarta. Selain itu, Kementerian Perdagangan juga telah menyatakan bahwa
virus corona tidak memiliki dampak signifikan terhadap ketersediaan barang
eceran. (ZH)