Propertinews.id,
Tangerang - Dampak yang ditimbulkan akibat meluasnya
virus corona telah dirasakan oleh sektor Properti. PT. Maha Properti Indonesia.
Tbk. (MPRO) memprediksi pendapatan yang akan turun sebesar 31% hingga 50%.
Prediksi ini timbul dari sentimen konsumen yang melemah sejak merebaknya isu
corona.
Untuk memastikan keberhasilan
proyek-proyeknya, Maha Properti bermaksud untuk membuat prioritas penyelesaian
proyek. Direktur dan Sekretaris Perusahaan MPRO Suwandy mengatakan bahwa proyek
Town House Office Tower di Solo, namun proyek Simprug Signature akan
tetap dijalankan.
Baca juga: REI
Minta OJK untuk Longgarkan Cicilan KPR, Imbas COVID-19
Penundaan proyek tersebut dimaksudkan untuk
meringankan beban perusahaan di tengah melemahnya ekonomi nasional akibat isu
Corona. Proyek yang ditunda tersebut adalah bagian dari proyek The Khayangan
yang didirikan diatas tanah seluas 70.134 meter persegi dengan perencanaan
perumahan, ruko, apartemen, dan gedung perkantoran.
Maha Karya sebetulnya memiliki banyak proyek
di seluruh nusantara yang tengah berjalan. Seperti diantaranya Grand Maja dan
Tanjung Layar Beachfron City. Grand Maja adalah proyek perumahan yang didirikan
diatas lahan seluas 283 hektare dan Tanjung Layar Beachfron City didirikan di atas
lahan seluas 73.196 meter persegi.
Dalam menghadapi resesi ekonomi akibat virus corona,
Maha Properti juga tengah melirik opsi lain. Menurut Suwandy opsi terburuk
lainnya yang tengah dipertimbangkan adalah efisiensi karyawan, meskipun
kebijakan ke arah sana hanya akan diambil apabila kondisi memaksa.
Di tengah kondisi seperti ini, stimulus
properti sangat diperlukan. Maha Properti melalui REI mengajukan penundaan KPR
hingga bulan desember agar pasar properti yang telah menunjukan trend positif
dapat dijaga dan dirawat. (ADR)