Propertinews.id, Tangerang – Pandemi COVID-19 menyebabkan situasi perekonomian mengalami penurunan. Hal ini lah yang dirasakan para pegiat bisnis hotel di Surabaya, Jawa Timur.

Colliers International Indonesia mencatat bahwa bisnis perhotelan di wilayah Surabaya terjun bebas, bahkan kondisi tersebut menjadi yan terparah selama bulan Maret hingga akhir kuartal II-2020 dengan perolehan angka hanya 12,3% pada April lalu.

 Hal ini disebabkan oleh tingginya angka penyebaran COVID-19 di Jawa Timur. Anjloknya bisnis perhotelan di Surabaya lebih tepatnya diakibatkan opleh pembatalan pertemuan dan sejumlah acara pertemuan karena banyak tamu yang menghindari berpergian, baik untuk bisnis ataupun liburan.

Keadaan ini semakin diperparah dengan kebijakan pemerintah yang menghimbau agar aktivitas transportasi dibatasi sementara, baik darat maupun udara. Menyiasati masalah tersebut, para pebisnis hotel di Surabaya langsung mengambil Tindakan dengan menyesuaikan tarif inap per malam/

Tarif rata-rata harian hotel berklasifikasi bintang lima berada angka di bawah Rp. 800.000 per malam dan Rp 400.000 per malam, serta kelas di bawahnya, yakni bintang tiga menyesuaikan tarif hingga di bawah Rp 300.000 per malam.

Kepala Colliers International Indonesia, Ferry Salanto mengungkapkan bahwa sejumlah hotel di Surabaya menghentikan operasionalnya akibat pandemi global.

"Akibatnya, sejumlah hotel menghentikan operasinya sementara waktu untuk memangkas pengeluaran," ujar Ferry, seperti yan dilansir Kompas.com.

“Sementara yang lainnya masih tetap beroperasi dengan pengetatatan biaya di sana-sini, dan hanya membuka beberapa bagian hotel; kolam renang, spa, pusat kebugaran, dan bahkan restoran”, tambahnya lagi. (MDA)