Propertinews.id, Tangerang – Pandemi corona
melemahkan berbagai sektor, termasuk sektor properti. Ketua
DPD Real Estate Indonesia (REI) Bali, Pande Agus mengungkapkan bahwa dampak
dari pandemi global membuat permintaan properti di Pulau Dewata mengalami penurunan
yang sangat signifikan.
“Bali hampir 78
persen bertumpu dengan sektor pariwisatanya. Jadi, kalau sektor pariwisata
menjadi lesu, itu akan berdampak juga pada bidang usaha lainnya, termasuk
sektor properti,” ujar Pande Agus, seperti yang dilansir Rumah.com.
Pande juga
menambahkan jika subsektor dari industri properti yang paling parah terkena
dampak COVID-19 adalah perhotelan dan kondominium hotel (kondotel). Hal ini
disebabkan oleh okupansi hotel yang bisa menyentuh titik terendah (0%),
ditambah dengan adanya penutupan hotel.
Selain itu, Pande
juga menyebut penurunan ini merupakan terparah dan melebihi penurunan yang
pernah terjadi sebelumnya.
“Contohnya, saat
tragedi bom Bali 1 yang mana tingkat okupansi pada saat itu turun hingga 20
persen dan untuk bom Bali 2, kita memiliki masa pemulihan yang lebih panjang,
yaitu hingga 1 tahun. Tapi, peristiwa mewabahnya virus corona atau COVID-19 ini
justru lebih parah hingga nol persen,” imbuhnya.
Baca Juga : Imbas Corona, Apindo Sebut Pulluhan Juta Karyawan Properti Terancam PHK
Menelisik
permasalahan ini, Pande membeberkan jika para anggota REI Bali sudah menyiapkan
Langkah-langkah untuk menangggulangi permasalahan ini dan sesuai dengan arahan
OJK untuk menerima relaksasi dari pihak perbankan.
Pande juga
menghimbau kepada para anggota REI, agar tidak merumahkan karyawan-karyawan
mereka, karena menurut Pande ini adalah opsi terkahir jka peminat properti
benar-benar sudah tak bisa tertolong lagi. (MDA)