PropertiNews.id, Tangerang - Kondisi perekonomian tanah air yang tidak stabil sepanjang tahun 2016 berdampak pada pertumbuhan berbagai sektor, tak terkecuali properti. Banyak yang memprediksi jika kondisi ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun.
Dampaknya begitu signifikan bagi sektor properti dalam beberapa tahun terakhir, yakni beberapa pengembang menunda pembangunan proyek baru, pertumbuhan harga properti melambat, bahkan cenderung banting harga agar pembangunan bisa tetap berjalan.
Survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan jika terjadi over supply pada semua pasokan properti komersil (apartemen, hotel, dan perkantoran) dan menurunnya permintaan pasar di berbagai wilayah di Indonesia. Sementara dari sisi harga, BI mencatat jika apartemen dan ritel di kawasan Jabodebek dan Makassar mengalami penurunan harga properti tertinggi mencapai 0,6 persen.
Berbanding terbalik dengan apartemen dan ritel, tarif sewa hotel justru mengalami kenaikan di beberapa wilayah seperti Bandung, Makassar, dan Jabodebek yang mencapai angka 17,61 persen. Tingginya angka pertumbuhan tersebut diakibatkan karena beberapa acara besar diselenggarakan di wilayah tersebut sepanjang tahun 2016.