PropertiNews.id, Tangerang – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa ingin
membangun transportasi cepat seperti di Jakarta. Transportasi yang ingin
dibangun adalah kereta ringan atau LRT di kawasan
Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan (Gerbangkertosusila).
“Akan kita
komunikasikan ke berbagi kementerian, terutama kementerian perhubungan, kita
berharap salah satu super prioritas adalah LRT untuk Gerbangkertosusila” kata
Khofifah.
Namun, ternyata
investasi untuk membangun LRT dianggap
terlalu mahal. Untuk itu, Menteri Perhubungan Budi Karya menyarankan Khofifah
membangun ART alias Autonomus Rapid
Transit.
“Saya beri
saran, LRT kan mahal sekali, maka kita akan menggunakan ART. Kereta berbasis
ban karena kita harapkan ada kombinasi penggunaan elevated dan jalan raya” kata Budi Karya.
Sebagaimana
diketahui proyek LRT dan MRT di Jawa Timur sudah masuk dalam proyek strategis
nasional yang terlampir dalam Perpres No 80 Tahun 2019. Proyek angkutan massal
ini direncanakan akan menggunakan anggaran dengan format pendanaan Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang membuka ruang investor swasta untuk
berpartisipasi. Proyek ini membutuhkan total investasi senilai Rp8,3 triliun.
Baca Juga : Tersandug Kasus Hukum, Bagaimana Kabar Proyek Meikarta?
Khofifah juga
mengatakan, saat ini kawasan Gerbangkertosusila yang populasinya 12 jut orang
seperti Jabodetabek membutuhkan transportasi massal. Ia meminta masukan dari
pemerintah pusat terutama Kemenhub soal transportasi yang cocok dengan
opsi-opsinya, apakah 100% layang atau sebagian memakan badan jalan.
Terdapat 218
proyek strategis di Jawa Timur dan ada tiga yang prioritas. Pertama proyek
pengembangan transportasi di Gerbangkertosusila
(Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan), lalu pengembangan
wisata di wilayah BTS alias Bromo-Tengger-Semeru. Terakhir masih pengembangan
proyek transportasi di Selingkar Wilis dan jalur lingkar selatan Jawa Timur.
Nantinya, 85% dari seluruh proyek akan digarap dengan skema KPBU. (ZH)