PropertiNews.id, Tangerang – Kadin Indonesia menyebut perusahaan swasta saat ini
masih ragu untuk ikut berpartisipasi dalam rencana pemerintah untuk
menggenjot pembangunan infrastruktur di Indonesia lantaran proyek
infrastruktur pemerintah tidak menguntungkan.
Oleh karena itu,
pemerintah masih berupaya untuk mendorong keterlibatan swasta dalam
proyek-proyek infrastruktur yang masih jadi program prioritas pemerintah
dalam lima tahun ke depan.
Direktur Riset
Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, salah satu
alasan swasta enggan turut serta dalam proyek infrastruktur adalah kaerna
keterbatasan kemampuan pembiayaan yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan
swasta. Hal itu disebabkan kondisi likuiditas di dalam negeri yang ketat.
“Pembangunan
infrastruktur butuh pembiayaan yang besar, sementara persoalan utama di swasta
dan badan usaha kita, dan ekoomi kita, kita nggak punya uang” kata Piter.
Piter juga
menambahkan, seretnya likuiditas di Indonesia ditunjukkan melalui rasio uang
beredar dalam arti luas (M2) per PDB. Dia menjelaskan, idealnya M2 per PDB 100
persen ketika uang beredar benar-benar digunakan untuk bertransaksi. Namun di
Indonesia, rasio tertinggi yang pernah dicapai di kisaran 60 persen pada
1997-1998, dan terus turun saat ini di kisaran 40 persen.
Baca Juga : Ditargetkan Beroperasi 2021,
Progres Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sudah 36,01%
Sementara, Wakil
Ketua Komite Tetap Pengembangan SDM Bidang Konstruksi dan Infrastruktur Kadin
Indonesia, Dandung Sri Harninto mengatakan perusahaan swasta khawatir melihat
hasil dari proyek infrastruktur yang kerap meleset dari rencana bisnis.
“Contoh LRT
Palembang. Ternyata enggak ada yang naik. Ada, tapi nggak sesuai. Swasta mau
masuk juga mikir. Kalau menguntungkan kan pasti jalan. Kalau enggak ya jadi
ragu” kata Dandung.
Selain masalah
itu, Dandung juga menyoroti keterlibatan swasta hanya terbatas pada proyek yang
itu-itu saja. Menurutnya, akses bagi proyek infrastruktur bisa lebih merata,
tidak hanya terbatas pada perusahaan besar saja.
Oleh karena itu,
pemerintah juga perlu mencari cara agar perusahaan swasta dapat
meningkatkan kapasitasnya untuk bisa turut serta berkontribusi dalam
pembangunan. (ZH)