PropertiNews.id, Tangerang – Di tengah wabah COVID-19 yang sedang melanda
Indonesia, Bank Tabungan Negara (BTN) melakukan revisi atau restrukturisasi
kredit. Salah satunya merevisi target pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR)
non-subsidi dan komersial menjadi kisaran 0-3 persen. Sementara KPR subsidi
diperkirakan 6-8 persen.
Direktur
Finance, Planning, & Treasury Bank BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan,
perseroran khawatir akan dampak ekonomi yang lebih dalam terhadap debitur, yang
akhirnya tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk mengangsur.
“Dalam kondisi
seperti saat ini, perseroan lebih memilih langkah untuk peningkatan efisiensi,
memperkuat cadangan dan likuiditas agar tetap berjuang” tulis Nixon dalam
siaran pers BTN.
Nixon juga
menambahkan, proyeksi diberlakukannya restrukturisasi kredit tersebut juga
bergantung pada periode berakhirnya COVID-19. Di beberapa daerah yang amakn
dari penyebaran COVID-19, penyaluran kredit masih tetap berjalan.
Baca Juga : Tol Pandaan-Malang Seksi V Resmi Beroperasi, Kini Masih Diberlakukan Tanpa Tarif
Hingga saat ini,
BTN telah melakukan restrukturisasi kredit kepada lebih dari 17.000 debiturnya.
Bukan tidak mungkin hal ini akan terus meningkat, mengingat banyak debitur yang
mengajukan restrukturisasi kredit ke bank dengan kode saham BBTN yang mencapai
puluhan ribu. Permohonan tersebut diajukan debitur secara daring (online).
Namun, tidak
semua debitur dapat menikmati kebijakan tersebut. Karena sesuai arahan
pemerintah, aturan tersebut hany berlaku bagi deibut yang benar-benar terdampak
COVID-19.
BTN juga mengaku
berhati-hati dalam menjaga likuiditas. Yaitu dengan memastikan cadangan dana
tetap aman sekaligus meningkatkan pendapatan komisi melalui transaksi treasuri.
BTN sendiri
menganggarkan dana sekitar Rp20 triliun yang juga merupakan cadangan likuiditas
perseroan. Kondisi normal biasanya dianggarkan hanya sekitar Rp13 triliun dan
saat ini likuiditas ditingkatkan menjadi sekitar 30 persen. (ZH)