PropertiNews.id, Tangerang – Dampak penyebaran virus corona sudah terasa pada
industri usaha salah satunya sektor properti. Oleh karena itu, pengembang rumah
subsidi siap memberikan stimulus untuk genjot Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
kepada konsumen.
Ketua Umum
Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi
Abdillah mengatakan, pihaknya berinisiatif memberikan keringanan terhadap
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam pembelian rumah dengan sistem KPR.
“Kita tetap optimis
badai (corona) segera berlalu. Bahkan sekarang ini para pengembang banyak
melakukan hal kreatif untuk membantu MBR supaya tetap bisa proses realisasi
KPR” kata Junaidi.
Junaidi
menambahkan, pengembang yang merupakan para anggota Apersi memberikan beragam
keringanan kepada konsumennya. Seperti membebaskan uang muka, biaya progres,
hingga pemberian subsidi pajak kepada calon konsumen.
Selain itu, Bank
Indonesia juga memberikan relaksasi kepada para developer untuk bisa membangun properti, yaitu dengan mengubah
tahapan dan besaran pencairan kredit atau pembiayaan properti inden.
Baca Juga : Kementerian PUPR Lakukan Serah Terima Rumah Khusus Nelayan di Simeulue, Aceh
Di sisi lain,
Asosiasi Real Estat Indonesia (REI) Jakarta meminta OJK untuk ikut memberikan
stimulus. Mereka memberikan usulan bentuk stimul tersebut berupa penundaan
pembayaran utang pokok dan keringanan bunga sampai dengan Desember 2020.
Stimulus tersebut dapat dievaluasi dengan melihat dampak bisnis yang
diakibatkan oleh penyebaran virus corona.
“Jadi kami
meminta otoritas berwenang memberikan stimulus. Jika hal ini dibiarkan sangat
dikhawatirkan akan terjadi peningkatan kredit macet atau non performing loan
(NPL). Beri kami ruang gerak dulu sambil menunggu redanya virus ini” kata Ketua
DPD REI DKI Jakarta Arvin F Inskandar.
Seperti diketahui,
pandemi COVID-19 memberikan dampak yang cukup banyak kepada banyak sektor
seperti properti. Anggota REI DKI Jakarta yang mengembangkan hotel dan restoran
kena imbasnya. Saat ini okupansi hotel mengalami kemerosotan hingga 80%. (ZH)