PropertiNews.id, Tangerang – Wabah virus corona atau Covid-19 yang menyerang
Indonesia, berdampak pada pasar saham tanah air yang mulai menunjukkan sentimen
negatif. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pun jatuh dan harga emas
berfluktasi tajam. Dengan begitu sektor properti pun ikut terkena imbasnya dan
semakin merosot. Apalagi sebelumnya mulai tahun 2019, sektor properti masih
saja lesu.
Investor and
Partner at Flokq, Also VP at The Jayakarta Group Nicholas Pudjiadi, menyebutkan
bahwa tahun ini kemungkinan pertumbuhan properti hanya akan berkisar
antara 3%-5%.
“Jelas dengan
adanya wabah ini pasar properti mengalami slowdown,
walaupun di kelas menengah bawah masih ada aktivitas, tapi untuk yang kelas
atas bisa terhenti sama sekali bahkan investor banyak yang lari” kata Nicholas.
Untuk pengerjaan
proyek sendiri, akan terus dilakukan. Namun dapat dipastikan akan mengalami
keterlambatan dalam penyelesaiannya. Dengan kondisi perekonomian yang tidak
menentu akibat wabah Covid-19, Real Estat Indonesia (REI) yang tadinya
menargetkan pembangunan rumah subsidi sebanyak 259,808 unit, harus menurunkan
targetnya sebanyak 30 persen.
Pameran properti yang
rutin dilakukan juga harus dihentikan karena pandemi Covid-19. Penjualan yang
mengharuskan pengembang dan konsumennya untuk bertatap muka, juga kian menurun.
Hal-hal seperti inilah yang membuat sektor properti semakin merosot.
Baca Juga : Imbas Corona, Maha Properti Tunda Proyek
Sementara itu,
pusat perbelanjaan, hotel, dan proyek-proyek hunian yang sedang dipasarkan,
juga terkena imbas dari virus corona ini. Hal ini menyebabkan masyarakat segan
untuk berkunjung ke mal atau menghindari pusat keramaian. Kondisi serupa juga
terjadi pada pembangunan perumahan.
“Penuruan
penjualan para subsektor properti ritel terjadi bahkan penjualan tersebut telah
terlihat sejak wabah virus corona ini muncul di Indonesia. Adanya sentimen
wabah virus corona berpotensi menahan minat pembelian properti ritel” kata
Ketua Umum Asosiasi Real Estat Broker Indonesia (Arebi) Jatim, Rudy Sutanto.
Dampak lain untuk
properti jika wabah virus corona ini masih berlanju selama tiga bulan ke depan
adalah kenaikan harga rumah. Apalagi, stok bahan baku yang menipis ditambah impor
bahan yang terkendala mengakibatkan pengembang tidak bisa produksi properti. (ZH)