Propertynews.id,
Tangerang – Bisnis properti di Jabar, beberapa tahun ini mengalami
perlambatan. Dalam tiga tahun ini terjadi perlambatan ekonomi sehingga
berdampak terhadap bisnis properti. Bisnis properti tahin ini dirasa mengalami
perlambatan sekitar 20 sampai 25 persen.
Bisnis properti di Jabar terjadi pelambatan sejak tahun
2015. Kalau dari awal, total pelambatannya sekitar 30 sampai 35 persen dari
awal. Rumah dengan harga Rp 1 miliar begitu juga sektor apartemen
perlambatannya 60 sampai 70 persen. Tahun ini kondisinya akan lebih melambat
karena ada hajat politik. Serta, ada libur lebaran sehingga ruang kerja sedikit
menjadi lambat dari tahun lalu. Hal ini yang membuat pengembang beralih dengan
membidik rumah sederhana.
Dalam setiap tahun, pembangunan rumah baru di Jawa Barat
mencapai 50-60 ribu unit dari berbagai tipe. Yakni, ada di Bekasi, Karawang,
Bogor, Bandung, Purwakarta, dan Tasikmalaya. Pemerintah pusat menargetkan
pembangunan 14 ribu rumah sederhana baru pada 2019 ini. Program subsidi yang
dikemas dalam BP2BT ini khusus untuk pembelian rumah pertama bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR). Program tersebut akan membantu masyarakat dalam
pembayaran uang muka. Program ini akan mensubsidi uang muka sampai dengan Rp 40
juta.
Program BP2BT ini di khususkan untuk MBR dengan penghasilan
hingga Rp 7,5 juta dalam setiap bulannya. Program ini ditingkatkkan karena
awalnya program BP2BT ini hanya untuk MBR yang berpenghasilan maksimal Rp 4
juta. Dengan memperluas batasan tersebut diyakini akan semakin banyak
masyarakat yang merasakan program tersebut. Namun, hingga saat ini realisasi
program tersebut masih sedikit meski BP2BT ini sudah diluncurkan sejak tahun
2018. Hal ini terjadi karena minimnya sosialisasi terutama para pengembang yang
masih terbiasa dengan skema subsidi berupa fasilitas likuiditas pembiayaan
perumahan (FLPP).
Sehingga tidaklah heran jika program ini baru
terealisasi di satu daerah, yaitu Bogor saja. Untuk meningkatkan realisasi,
pemerintah pun memperluas syarat rumah yang bisa dibiayai. Jika awalnya BP2BT
untuk membeli rumah yang sudah dibangun oleh pengembang, kini masyarakat pun
bisa menggunakan program tersebut untuk membangun rumah diatas lahan yang sudah
dimiliki. Opsi rumah swadaya inipun menjadi solusi di saat para pengembang
kesulitan mencari lahan di perkotaan. (EC)