PropertiNews.id, Tangerang – Di tengah anjloknya pasar saham akibat wabah virus
corona atau COVID-19, para investor kembali melirik sektor properti sebagai
alternatif investasi safe heaven. Hal
ini dikarenakan volatilitas saham yang negatif, secara psikologis ‘memaksa’
investor untuk mengalihkan investasi mereka, terutama properti. Sebab, saat ini
harga properti masih tertahan karena mengalami tekanan dalam beberapa tahun
belakangan.
Menurut
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman
Seluruh Indonesia (Apersi) Daniel Djumali, dampak COVID-19 ke sektor properti
hingga saat ini belum terlalu besar khususnya untuk segmen menengah bawah
maupun kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Kontraksi pasti
ada, tapi kami melihat sektor properti ini merupakan sektor real dan nyata yang
menyentuh langsung ke pasar dengan kalangan MBR hingga menengah yang menjadi
penopang karena besarnya kebutuhan kalangan ini akan hunian. Ada atau tidaknya
adanya virus orang akan tetap cari hunian, hanya pada situasi ini menjadi lebih
berhati-hati” kata Daniel.
Baca Juga : Imbas COVID-19, Penumpang MRT Jakarta Turun 72 Persen
Dalam hal
investasi, sektor properti memenuhi dua konsep utama yaitu capita gain dan regular
income. Harga properti selalu konsisten meningkat setiap tahun disebabkan
tingkat kebutuhan yang tinggi. Semakin hari semakin banyak orang yang
membutuhkan lahan untuk temoat tinggal, sedangkan lahan yang ada semakin
menyempit.
Momentum ini
menjadi pilihan tepat bagi investor untuk segera mengalihkan ivestasi ke
properti karena saat ini sektor ini yang paling aman, minim risiko, dan
menguntungkan dalam jangka panjang. Sedangkan untuk berinvestasi di sektor
lain, investor masih was-was karena
adanya COVID-19. (ZH)