PropertiNews.id, Tangerang – Pemerintah Kota Tangerang Selatan pada tahun ini menargetkan perekonomian wilayahnya mampu tumbuh hingga 8,5% atau naik tipis dibanding pencapaian 2016 yang sebesar 8,4%.
Tangsel pun diprediksi bakal menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi). Terutama untuk sektor perdagangan, jasa, dan property, perkembangan ekonominya bisa dikatakan yang paling pesat di Indonesia.
Apalagi wilayah ini memiliki fasilitas perkotaan paling lengkap, terutama dengan kehadiran pengembang-pengembang besar seperti BSD, Alam Sutera dan Gading Serpong.
Tidak heran, kini deretan pusat bisnis dan perbelanjaan berkelas internasional telah menghiasi jalan-jalan protokol di Tangsel. Beberapa developer asing yang mulai merealisasikan pembangunan properti residensial maupun komersial disinyalir turut memacu pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut.
Mau Tinggal di Tangsel Tapi Bujet Terbatas? Bisa
Menurut laporan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP), realisasi investasi Provinsi Banten pada 2016 mencapai Rp52,3 Trliun atau meningkat Rp13,1 Triliun dibanding tahun sebelumnya. Khusus Tangsel, realisasi investasi untuk PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) mencapai Rp11 Triliun.
Demi meningkatkan investasi di tahun ini, Pemkot Tangsel terus melakukan pembenahan infrastruktur. Salah satunya mempercepat pembangunan Tol Serpong-Balaraja yang ditargetkan rampung pada 2019. Akses jalan bebas hambatan ini merupakan sambungan dari Tol Ulujami-Serpong yang menghubungkan Kota Tangerang Selatan dengan Kabupaten Tangerang
Tak hanya itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) berencana segera menutup gerbang tol (GT) Karang Tengah pada April besok guna mengurai kemacetan yang cukup parah di wilayah Tangsel. Rencana tersebut lantas menegaskan bahwa investasi properti di wilayah Tangsel layak dipertimbangkan terutama bagi pengembangan apartemen. Dalam jangka panjang, pangsa ini cukup menjanjikan seiring terus meningkatnya jumlah masyarakat menengah atas.
Selain itu, kehadiran sekitar 20 perguruan tinggi antara lain Institut Teknologi Indonesia (ITI), Swiss German University (SGU), BINUS, STIE Multi Media Nusantara, Prasetiya Mulya, serta beberapa pusat penelitian milik Pemerintah seperti Puspitek dengan jumlah mahasiswa yang mencapai puluhan ribu orang, diyakini akan menambah semarak pasar properti di kawasan tersebut. (IC)