PropertiNews.id, Tangerang – Kebijakan Pemerintah dalam pembiayaan perumahan masih akan menjadi penentu
pasar properti di 2018. Harga dan suplai properti, terutama pada sektor residensial, diperkirakan meningkat pada 2018.
Permintaan pasar akan tetap stabil, terutama pada pasar properti di bawah Rp1 miliar. Proyek properti baru yang menawarkan kemudahan akses, transportasi publik, serta jaminan keamanan akan menjadi faktor utama yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli.
Ketua DPD REI DKI Jakarta, Amran Nukman mengungkapkan, “2018 itu ibarat kalau jam sedang di angka lima pagi, jadi posisi take off sudah terlihat. Untuk iklim investasi properti sendiri sangat berpengaruh pada regulasi Pemerintah.”
Berdasarkan hasil riset yang dirilis
REI DKI Jakarta, sebanyak 55% pengembang anggota menyatakan bahwa kondisi properti 2018 akan tetap sama dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan 34% lainnya optimistis kondisi properti 2018 justru lebih baik.
Di tengah optimisme tersebut, hasil riset juga menyatakan bahwa industri real estat sangat berkaitan dengan kebijakan Pemerintah seperti:
• Perpajakan
• Perizinan
• Suku bunga kredit
Khusus di DKI Jakarta, perizinan masih menjadi tantangan tersendiri. Birokrasi merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi proses perizinan. “Sebanyak 69% responden menyatakan lebih mudah mendapatkan izin di luar DKI Jakarta,” imbuh Amran.
Amran juga sempat berpendapat terkait kondisi properti saat ini yang cukup tertekan lantaran melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) juga diperkirakan menjadi salah satu faktor yang bisa menghambat. Meski begitu pengembang tetap yakin kondisi pasar tahun ini makin membaik,” ujarnya.
Per 31 Mei 2018, Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan atau 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 4,75% setelah dua pekan lalu masih 4,25%. Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia. (SU)