PropertiNews.id, Tangerang – Wacana peralihan ibu kota Negara Indonesia kini sudah beralih status menjadi rencana. Hal ini di ikuti dengan tanggapan pemerintah yang sedang merencanakan persiapan yang matang untuk calon ibu kota Negara Indonesia tersebut.
Selain lahan yang akan diperbaharui, pemerintah akan menyiapkan infrastruktur untuk membuka jalan agar seluruh kota terhubung. Mengikuti hal tersebut, bisa kita prediksi bagaimana tingkat kehidupan akan berkembang amat sangat cepat.
Akan tetapi, ada pertanyaan besar yang masih menggantung untuk masyarakat kota Jakarta. Bagaimana nasib sektor properti kota Jakarta setelah peralihan ini?
Untuk di bagian properti, diperkirakan spekulan tanah akan berkurang karena aktivitas pembangunan akan lebih stabil di kota Jakarta ini. Hal ini didukung dengan pernyataan Kepala Departemen Riset dan Konsultasi Savills Indonesia, yakni Anton Sitorus. "Karena yang jadi salah satu problem properti itu adalah spekulan tanah, semua menganggap Jakarta adalah pusat dari segalanya, sehingga akhirnya menutup kemungkinan daerah-daerah lain bisa menyamai Jakarta, dan dengan berkurangnya pandangan seperti itu, regulasi bisa diatur, city planning akan lebih baik dan akhirnya secara jangka panjang akan bagus untuk sektor properti itu sendiri.” Ungkapnya.
Untuk Ibu kota Negara yang baru tersebut, diyakini pemerintah serta perusahaan swasta akan memulai mengembangkan usahanya tersebut guna untuk menyetarakan kondisi dengan Kota Jakarta, yang dikenal dengan kota pusat dari segalanya itu.
Namun, peralihan ibu kota tersebut tidak akan mengecewakan para developer di Kota Jakarta. Rencana peralihan tersebut tidak akan mempengaruhi harga jual dari bidang properti di Jakarta. Pasalnya hal ini dikarenakan Kota Jakarta itu sendiri sudah menjadi pusat bisnis dengan pasar tersendiri.
Hal ini juga diperjelas dengan pernyataan Kepala Departemen Riset dan Konsultasi Savills Indonesia tersebut. "Tapi sebenarnya orang menetapkan beli properti itu bukan karena statusnya, tapi karena aspek suplai dan demand. Contoh di Amerika, New York dan DC. Harga propertinya jauh berbeda. Di New York tetap tinggi. Makanya kalau terjadi perpindahan, nilai properti di Jakarta enggak akan banyak pengaruh," Lanjutnya. (CH)