PropertiNews.id, Tangerang – Bagi investor properti, pemilihan lokasi investasi yang tepat bisa dibilang sebagai salah satu kunci sukses dalam melakukan bisnis properti. Maka dari itu, seorang investor wajib update informasi properti secara komprehensif, mulai dari lokasi properti favorit konsumen, hingga ke harga hunian baik perumahan maupun apartemen di Indonesia. Nah, lokasi favorit seperti inilah yang wajib dimiliki.
Berdasarkan data
pencarian lokasi favorit dari beberapa sumber, lokasi favorit untuk properti dijual saat ini porsi terbesar masih dipegang DKI Jakarta dan Jawa Barat. Di mana untuk apartemen dijual posisi pertama ditempati DKI Jakarta, disusul Jawa Barat dan Banten.
Sedangkan pada rumah dijual, masyarakat ternyata lebih menyukai Jawa Barat ketimbang DKI Jakarta. Alasan harga disinyalir sebagai penyebabnya. Harga rumah di Ibukota memang sudah terlampau tinggi, sehingga banyak orang memutuskan untuk mencari hunian di pinggir kota seperti Depok, Bekasi, dan Bogor yang masuk dalam wilayah Jawa Barat.
Namun yang menarik hasil survei juga mengungkap sebanyak 92% dari konsumen properti di Indonesia menempatkan lokasi sebagai faktor penting dalam pemilihan hunian. Selain itu para pencari properti di Indonesia menganggap keamanan lingkungan juga sebagai salah satu faktor penting dalam mempertimbangkan pembelian rumah baru maupun apartemen baru.
Saat ini mayoritas pencari rumah di Indonesia merupakan pembeli rumah pertama kali, termasuk keluarga baru. Tak heran, mereka akan lebih memprioritaskan hunian yang dekat dengan sekolah bagus, tempat menitipkan anak, hingga swalayan. Hal yang tersebut juga menjadi faktor yang mendorong sejumlah pengembang dan investor properti tetap membangun perumahan baru di wilayah Jakarta.
Meski dipasarkan hanya 30 unit, namun luas tanahnya terbilang cukup besar untuk ukuran rumah di Jakarta, yakni 160 m2. Ditawarkan dengan harga di kisaran Rp2,1 miliar, plus bebas biaya-biaya KPR, biaya AJB serta bebas BPHTB.
Pasar hunian residensial di Jakarta memang masih menjadi magnet bagi banyak orang, baik dari sisi konsumen maupun investor. Tengok saja pergerakan median harga hunian, baik rumah tapak maupun apartemen. Jika di Q4 2016 median harganya tercatat Rp20,75 juta per meter persegi, maka pada Q4 2017 harganya kini sudah meroket menjadi Rp22,73 juta per meter persegi. Sedang Jawa Barat meski menjadi wilayah pencarian favorit untuk rumah dijual namun pergerakan median harganya malah berbanding terbalik. (SU)