PropertiNews.id, Tangerang – Cara mudah beli rumah dengan harga murah. Mungkinkah? Jawabnya tentu saja sangat mungkin. Dengan catatan selama Anda teliti terhadap setiap penawaran dari developer atau agen properti, serta cermat ketika memilih pembiayaan untuk rumah yang akan Anda beli.
Ya, Anda tentu paham bahwa ada dua pilihan pembiayaan properti, secara cash atau kredit dengan skema KPR. Jadi pada intinya strategi cara mudah beli rumah dengan harga murah hanya butuh kejelian saja, misalnya dengan mengikuti pergerakan suku bunga bank.
Selain itu,
gali informasi properti secara komprehensif, mulai dari lokasi properti favorit konsumen, hingga ke harga hunian. Jadi Anda bisa tahu timing buyer, kenapa harga turun atau naik, hingga penyebab yang mendasarinya.
JIKA BELI CASH Jadi jika misalnya selisih suku bunga dengan deposito tinggi, lebih dari 5%. Katakan saja bunga deposito 10% dan suku bunga KPR 17%, maka lebih baik membeli rumah atau apartemen secara cash keras.
Sebaliknya, jika selisih suku bunga deposito dengan KPR antara 3% – 5%. Misalnya bunga deposito 10% dan suku bunga KPR 14%, belilah dengan soft cash. Pembayaran soft cash bisa dengan cara mencicil bertahap atau bisa membayar DP besar dengan
kredit KPR kecil.
Sementara itu, jika selisih bunga deposito dengan KPR kecil, yakni kurang dari 3%. Misalnya bunga deposito 10% sementara suku bunga KPR 12%, belilah properti secara kredit dengan tenor yang agak panjang, 15 – 20 tahun. Untuk itu, agar aman cicil rumah langsung ke pengembang, simak panduannya sebagai berikut:
JIKA HARUS KREDITKredit sendiri terbagi menjadi tiga, yakni jangka pendek (short term), angka waktu menengah (mid term), dan jangka panjang (long term). Sebagai gambaran, jika selisih suku bunga dengan deposito tinggi, lebih dari 5%, maka lebih baik mencicil rumah dengan jangka pendek atau di bawah lima tahun.
Namun sebaliknya, jika selisih suku bunga deposito dengan KPR antara 3% – 5 %, belilah dengan mencicil dengan jangka waktu menengah (mid term), yakni antara 5 – 10 tahun. Sementara itu, jika selisih bunga deposito dengan suku bunga KPR kecil atau kurang dari 3%, mmaka bayarlah secara kredit dengan tenor di atas 10 tahun.
Namun yang perlu Anda perhatikan, apabila tren suku bunga meningkat maka ambillah KPR dengan suku bunga tetap (fixed rate). Contoh kasus, sebelum krisis finansial global di akhir 2008, dimana suku bunga KPR meroket hingga 18%, banyak sekali pembeli rumah yang beruntung mendapat KPR dengan suku bunga fix sampai beberapa tahun ke depan.
Di sisi lain jika tren suku bunga menurun, sebaiknya pergunakan suku bunga mengambang atau floating rate. Pada saat krisis finansial global seperti tahun 2008, suku bunga KPR sempat melambung hingga 15%, bahkan sebagian bank menawarkan bunga KPR 18%.
Nah, jika tren suku bunga terlihat menurun, gunakan sistem floating. Dengan demikian, Anda bisa memperoleh suku bunga yang lebih rendah, setelah kondisi ekonomi membaik. Intinya hanya Anda perlu peka terhadap pergerakan suku bunga dan isu-isu yang potensial agar bisa menerappkan strategi cara mudah beli rumah dengan harga murah. (SU)