Propertinews.id,
Tangerang – Siapa yang tak kenal dengan Suku Betawi? Suku asli Provinsi DKI
Jakarta tersebut merupakan percampuran, antara budaya Jawa, Melayu, Sunda,
hingga kaum Mardijkers (keturunan Indo-Portugis) yang menduduki wilayah
Pelabuhan Batavia sejak awal abad ke-15.
Di tengah kemajuan kota metropolitan ini, perlahan nan pasti
budaya Betawi mulai terpinggirkan dan dilupakan oleh sebagian kalangan. Namun
bukan itu yang kita bahas, melainkan rumah adat dari Suku Betawi yang memiliki
ciri khas simpel dan terkesan sedernaha.
Rumah adat Suku Betawi memiliki nama resmi, yaitu rumah
kebaya. Rumah ini memiliki ciri khas, seperti serambi yang cukup luas dan
berfungsi sebagai ruang tamu dan bale tempat bersantai pemilik rumah.
Biasanya, teras rumah kebaya ini sangat terekspos dan hanya
ditutupi oleh pagar yang memiliki tinggi sekitar 80 cm. Selain itu, terdapat
ciri khusus yang menjadi ikon dari rumah kebaya ini, yakni pada bentuk atapnya
yang mempunyai beberapa pasang atap.
Apabila dilihat dari samping berlipat-lipat seperti lipatan
kebaya. Mungkin nama Rumah Kebaya diambil dari bentuk atapnya yang menyerupai
kebaya.
Sebenarnya, ada empat jenis rumah adat Suku Betawi, namun
tiga diantaranya tidak sepopuler dari Rumah Kebaya. Apa sajakah itu? Simak
ulasan berikut ini.
Rumah Gudang
Biasanya, Rumah Gudang ini memiliki ciri memanjang dari
depan ke belakang. Bukan tanpa alasan, karena rumah ini memang berdiri di atas
lahan yang berbentung persegi panjang.
Uniknya lagi, desain atap dari Rumah Gudang tampak seperti
pelana atau perisai kuda sehingga jika diperhatikan,
atapnya berbentuk limas. Di bagian depan, rumah gudang memiliki atap penutup
yang berfungsi sebagai aliran air ketika hujan.
Rumah Joglo
Tak hanya di Yogyakarta ternyata di Jakarta juga terdapat
Rumah Joglo, yakni rumah tradisional masyarakat Betawi. Tak heran jika rumah
ini dinamakan Rumah Joglo, karena bentuk bangunannya banyak dipengaruhi oleh
arsitektur rumah Jawa.
Kendati demikan, terdapat perbedaan antara rumah joglo di
Jawa dan Jakarta. Rumah Joglo khas Jawa memiliki ciri, yakni terdapat
tiang-tiang penyanggah yang memiliki fungsi lain sebagai pengarah pada bagian
ruang.
Sedangkan pada joglo Betawi tidak terdapat tiang penyanggah,
hanya terdapat tiang utama penopang struktur atap bukan unsur utama yang
mengarahkan pembagian ruang pada denah.
Rumah Panggung
Sama seperti rumah tradisional masyarakat Melayu, Betawi
juga memiliki Rumah Panggung. Biasanya rumah ini diperuntukan untuk mereka yang
tinggal di daerah pesisir pantai. Material dari rumah tradisional ini hampir
keseluruhannya terbuat dari kayu. Bukan tanpa alasan, material kayu dipilih
dengan tujuan sebagai pengaman terhadap air pasang.
Secara umum, rumah adat dari Suku Betawi memiliki pendopo di
bagian depannya. Bukan tanpa alasan, secara filosofis menunjukan bahwa orang
Betawi sangat terbuka pada tamu atau orang baru. Hal filosofis lain yang dapat dilihat dari rumah
Betawi ini adalah pagar di sekeliling teras.
Pagar ini memiliki arti khusus, yakni orang Betawi membatasi
diri dari hal-hal negatif, terutama dalam hal keagamaan. Budaya buruk akan
mereka buang dan tinggalkan, sedangkan budaya yang baik akan mereka junjung
tinggi dan ikuti. (MDA)