PropertiNews.id, Tangerang – Pemerintah Austia telah membeli rumah milik Adolf
Hitler yang terletak di Kota Braunau, perbatasan Jerman dan Austria pada 2016
setelah adanya perselisihan yang panjang. Setelah dibeli, saat ini Austria
memiliki rencana untuk mengubah rumah kelahiran eks diktator itu menjadi kantor
atau markas polisi. Hal ini dikarenakan selama ini gedung tersebut sering
dikunjungi oleh kelompok Neo Nazi.
Sebuah biro
arsitektur di Austria akan merombak rumah bekas Hitler tersebut, dan renovasi mulai
akan dilakukan pada November tahun ini dengan target selesai pada tahun 2023
mendatang. Adapun anggaran yang diperkirakan untuk merombak rumah ini adalah
mencapai 5 juta Euro atau USD5,6 juta setara dengan Rp78 miliar (kurs
Rp14.000).
“Babak baru akan
dibuka untuk masa depan rumah kelahiran seorang diktator dan pembunuh massal. Anda
dapat mengenali budaya demokrasi suatu negara dengan berurusan dengan
sejarahnya. Austria membutuhkan waktu yang lama untuk menghadapi sejarahnya
sendiri” kata Menteri Dalam Negeri Austria, Karl Nehammer, seperti yang
dilansir CNN.
Saat ini, tengah
dikerjakan desain rumah pribadi tersebut menjadi kantor polisi. Adapun biro
arsitektur Marte.Merte mengajukan rencana untuk mengubah fasad bangunan menjadi
warna putih serta memberikan atap yang baru.
Rumah Adolf
Hitler ini memiliki desain yang hampir sama dengan hunian di sekitarnya. Hanya
saja, atapnya dibuat runcing dan panjang dengan fasad berwarna kuning.
Saat ini, di
gedung tersebut teradapat prasasti yang diletakkan di luar bangunan. Adapun
bentuknya berupa prasasti batu yang bertuliskan “Fasisme tidak pernah lagi”.
Rencananya, batu ini akan dipindahkan ke museum di Ibu Kota Wina.
Adapun rencana
pemerintah mengubah rumah ini menjadi kantor polisi dikarenakan sebelumnya
rumah ini menjadi situs ziarah bagi simpatisan Nazi dan dianggap sebagai simbol
Nazi. Pemerintah Austria berharap, dengan diubahnya rumah ini bisa memutus
tradisi tersebut.
Sebagai
informasi, warga Austria memiliki berbagai opini tentang rumah Hitler ini. Sebagian
orang meminta agar rumah ini segera dirobohkan, namun ada juga yang berpendapat
sebaliknya. Beberapa orang bahkan meminta agar rumah tersebut dijadikan sebagai
tempat penggalangan dana atau untuk rekonsiliasi. (ZH)